Sukses

Inovasi Jadi Kunci Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Proses bisnis didominasi oleh mesin dan keterhubungan antar mesin yang sangat efisien.

Liputan6.com, Jakarta Ada enam rekomendasi terkait berbagai persoalan mutakhir di masyarakat, yang dihasilkan dari Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdatul Ulama ( NU). Adapun empat dari enam rekomendasi yang disampaikan NU berkaitan dengan inovasi yaitu pengembangan energi terbarukan, revolusi industri 4.0, produk tembakau alternatif, dan literasi digital.

Hasil rekomendasi ini diharapkan menjadi perhatian pemerintah untuk terus berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

NU berpendapat, inovasi pengolahan energi terbarukan merupakan alternatif terbaik untuk dilakukan. Hal ini melihat kondisi Indonesia bukan negara yang kaya atas sumber energi fosil namun bauran energi masih didominasi oleh sumber energi tak terbarukan. Sementara kondisi saat ini cadangan energi fosil terbatas dan terus menurun.

Tim perumus rekomendasi NU menyatakan Indonesia tidak bisa lagi terus-menerus bergantung pada energi fosil. Ketersediaan sumber energi fosil selain tidak dapat diperbarui juga semakin menipis baik di Indonesia maupun dunia. Untuk itu, ketersediaan sumber energi mutlak untuk menjalankan berbagai aktivitas dalam kehidupan.

Inovasi lain terkait revolusi industri 4.0. Di mana dalam sistem ini, proses bisnis didominasi oleh mesin dan keterhubungan antar mesin yang sangat efisien. Pada akhirnya, proses bisnis tidak memerlukan banyak sumber daya manusia.

Meski demikian, peluang ini dinilai akan membawa dampak yang perlu dipertimbangkan dan diantisipasi. Adapun salah satu rekomendasi NU kepada Pemerintah yakni perlu membuat kebijakan afirmatif bagi wilayah non-kota besar.

Dengan demikian, seluruh daerah dapat mengejar ketertinggalan seperti infrastruktur teknologi informasi, perangkat legal, pelatihan-pelatihan industri, dan pengembangan sumber daya manusia.

Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masduki Baidowi menjelaskan, selain rekomendasi tersebut terdapat inovasi lain yang dibahas yakni tentang produk tembakau alternatif. Hal ini mengingat keterkaitan persoalan tersebut dengan petani tembakau.

"Saat ini terdapat produk tembakau alternatif yang tidak dibakar, sehingga tidak mengandung TAR yang tinggi. Inilah sebenarnya yang mesti dikembangkan. Ke depan kita berharap kepada Pemerintah agar mendorong pengembangan industri ini," jelas Masduki.

Dia menegaskan, pemerintah perlu melakukan pengembangan riset sehingga ke depan dapat menyusun regulasi yang tepat terkait produk tembakau alternatif.

Reporter: Rusadi Putra

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hal Lain

Ketua Pengurus Pusat Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU Rumadi Ahmad mengatakan kehadiran produk tembakau alternatif dengan adanya kajian panjang dan melalui riset khusus terkait urgensi pengembangan produk tembakau alternatif.

Menurut Rumadi, produk tembakau alternatif bisa mengurangi risiko kesehatan hingga 90 persen daripada rokok yang dibakar. Namun, sayangnya hal ini belum ditangkap serius pemerintah. Salah satu sebabnya karena pemerintah belum punya pusat-pusat penelitian untuk melakukan hal-hal yang seperti ini.

"Penting riset-riset mengenai produk tembakau ini perlu dilakukan. Kedua, memastikan bahwa kalau dikembangkan produk tembakau alternatif ini perlu perlindungan yang kuat," tambah Rumadi.

Terakhir NU memberikan rekomendasi mengenai literasi digital terutama upaya untuk melawan hoaks dan pelintiran kebencian melalui literasi digital yang terus diperkuat sebagai upaya untuk memberi daya imun kepada masyarakat.

Hal ini diperlukan karena hoaks belakangan ini telah menjadi industri. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.