Sukses

BTN Yakin Kredit Properti Bakal Melaju Kencang Usai Pilpres, Ini Alasannya

Pada periode 2014-2018 penyaluran kredit perumahan BTN rata-rata sebesar 22,6 persen.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengaku tetap optimistis setelah pemilihan presiden pada April 2019 berlangsung, geliat ekonomi khususnya sektor properti akan semakin dinamis.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, banyak hal yang mempengaruhi pertumbuhan kredit sektor properti dalam beberapa waktu ke depan.

“Banyak faktor yang mendukung diantaranya relaksasi uang muka untuk KPR yang diambil BI akan terasa dampaknya, selain itu dorongan lain adalah rencana kebijakan Kementerian PUPR terkait naiknya batas gaji yang berhak menerima program subsidi bunga KPR,” kata Maryono di Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Meskipun relaksasi di sektor perumahan sudah dikeluarkan Bank Indonesia sejak Juni 2015, namun masih fokus pada sisi demand. Sehingga dampaknya terhadap pertumbuhan sektor Real Estate baru dirasakan pada kuartal III 2018 setelah adanya relaksasi lanjutan BI di bulan Juni 2018 dan OJK di bulan Agustus 2018 yang juga menyentuh sisi penawaran.

PDB dari sektor Real Estat terus tumbuh menjadi 4,24 persen yoy di kuartal IV 2018. Sementara rancangan kebijakan yang disusun Kementerian PUPR dengan membuat kelonggaran batas gaji dari masyarakat yang berhak mendapatkan subsidi bunga KPR diprediksi akan memperluas penerima subsidi.

Maryono menegaskan BTN siap mendukung kebijakan pemerintah baik kemudahan dari sisi permintaan maupun sisi pasokan misalnya lewat kerjasama dengan badan usaha lain. Seluruh rangkaian kebijakan dari pemerintah, diharapkan Maryono bisa memangkas backlog perumahan yang angkanya masih di kisaran 11,4 juta unit.

“Siapapun Presiden terpilih nanti pasti akan mengambil kebijakan terkait perumahan yang pro-rakyat karena itu termasuk tugas pemerintah untuk memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakat, karena itu perbankan siap mendukung program kebijakan yang akan diambil pemerintah. Apalagi kebijakan tersebut juga secara matang disusun dengan mempertimbangkan faktor moneter, kemampuan APBN dan daya beli masyarakat,” kata Maryono.

Berdasarkan catatan Bank BTN, selama dua kali Pilpres, pertumbuhan kredit properti yang menjadi bisnis utama perseroan selalu melaju.

Sebagai contoh pada periode 2008-2013 penyaluran kredit perumahan BTN rata-rata sebesar 13,9 persen, dan pada periode 2014-2018 bergerak rata-rata di angka 22,6 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

69 Tahun Berdiri, Bank BTN Salurkan Kredit Rp 523 Triliun

Sebelumnya, Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan BTN telah menyalurkan kredit senilai Rp 523 triliun dalam kurun waktu 69 tahun tersebut. Kredit terbesar disalurkan di sektor perumahan.

"BTN sudah memberikan kontribusi positif kepada masyarakat khususnya di bidang perumahan. Banyak sekali yang sudah dilakukan, baik di pendahulu-dahulu kita, baik saat ini," kata Maryono dalam acara Charity Funwalk, di JCC Senayan, Jakarta, pada Minggu 10 Februari 2019. 

Dia mengungkapkan total kredit tersebut telah dinikmati oleh lebih dari 4,5 juta keluarga di seluruh Indonesia. "Di mana program memacu BTN untuk melakukan inovasi produk KPR dan skema kredit yang memudahkan masyarakat berpenghasilan rendah hingga milenial untuk memiliki rumah,” ujarnya.

Maryono mengungkapkan, sejak tahun 1974 hingga saat ini BTN sudah memberikan banyak kontribusi mengabdi pada negeri dengan cara membantu masyarakat untuk memiliki rumah.

"Tapi yang paling nyata dan paling tinggi, itu dengan program pemerintah 4 tahun ke belakang. Yaitu program 1 juta rumah. Kalau yang dulu sebelumnya programnya oke. Tapi jumlahnya tidak sebsar program 1 juta rumah," ujarnya.

Selain itu, di ulang tahun ke 69 tahun ini, BTN berhasil mencatatkan aset perusahaan lebih dari Rp 300 triliun atau naik sekitar 17 persen dibandingkan pada tahun 2017 yang tercatat Rp 261,5 triliun.

Peningkatan aset Bank yang fokus pada kredit perumahan tersebut diiringi dengan pertumbuhan kredit yang positif, meski dalam kurun waktu lima tahun terakhir terjadi gejolak ekonomi global.

"Kinerja kita sudah mulai membaik. Aset kita 4 tahun lalu hanya masuk ke urutan 10, sekarang masuk ke 5 besar."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.