Sukses

AirAsia Setop Jual Tiket Pesawat Lewat Traveloka di 6 Negara

Seperti diketahui tiket pesawat AirAsia sempat hilang beberapa kali pada aplikasi OTA di Traveloka.

Liputan6.com, Jakarta PT AirAsia Indonesia resmi menutup (suspend) seluruh penjualan tiket melalui online travel agent (OTA) yaitu Traveloka. Kebijakan penarikan seluruh penjualan tiket AirAsia ini berlaku permanen.

Direktur Utama AirAsia Dendy Kurniawan menjelaskan, aksi penghentian karena adanya kejadian yang terjadi beberapa waktu belakangan. Seperti diketahui tiket pesawat AirAsia sempat hilang beberapa kali pada aplikasi OTA di Traveloka.

"Kami suspend penjualan seluruh tiket kami dari Traveloka karena kekecewan terhadap Traveloka. Selama ini hubungan kita baik-baik, tapi dengan insiden ini maka mencederai hubungan kami," ujar dia di Jakarta, Senin (4/3/2019).

Dia mengaku hingga kini pihaknya masih menunggu pernyataan resmi dari manajemen Traveloka. Kendati begitu, keputusan penghentian penjualan tiket ditegaskan bersifat permanen.

"Kami tidak khawatir ini akan mempengaruhi penjualan kami. Masyarakat sudah cukup pintar jika berbicara tiket pesawat, mereka juga bisa memesan lewat website kami," ujarnya.

Adapun penutupan tiket AirAsia di Traveloka tak hanya terjadi di Indonesia saja. Enam negara tersebut ialah Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, India dan Jepang.

"Hari ini kita resmi suspend seluruh Traveloka di 6 negara. Kami tetap optimis terhadap penjualan," pungkas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terbebani Harga Avtur, Air Asia Rugi Rp 998 Miliar

PT AirAsia Indonesia Tbk (AAID) mencatatkan kenaikan pendapatan 54 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 1,32 triliun dari Rp 1,02 triliun pada periode yang sama di tahun lalu.

Meski begitu, perseroan mengalami kerugian sebesar Rp 998 miliar. Beban usaha ini disebabkan pelemahan nilai mata uang rupiah dan juga tingginya harga avtur.

Adapun total avtur di tahun 2018 naik 53 persen dengan harga avtur rata-rata sebesar USD 85 per barel dibandingkan harga rata-rata 2017 sebesar USD 64 per barel.

Beban usaha lainnya seperti biaya sewa, pemeliharaan, dan perbaikan pesawat juga meningkat disebabkan oleh pelemahan rupiah dan tambahan pesawat pada kuartal IV-2018.

"2018 merupakan tahun yang sangat penuh tantangan bagi operasional kami. Profitabilitas kamu juga sangat terdampak oleh meningkatnya biaya operasional yang didorong oleh peningkatan harga minyak dunia dan pelemahan rupiah sepanjang tahun," ujar Direktur Utama PT AirAsia Tbk Dendy Kurniawan di Jakarta, Rabu (27/2/2019).

Dia melanjutkan, pada tahun ini, dirinya optimistis dapat memperbaiki kinerja perseroan dan memperbesar pangsa pasar yang tanda-tanda perbaikanya telah terlihat di awal tahun 2019.

"Dengan kondusifnya lingkungan usaha, serta penurunan harga bahan bakar dan penguatan nilai mata uang rupiah, kami berencana untuk membuka hub baru di Lombok dan menambah 3 unit pesawat ke dalam armada kami sejalan dengan perluasan operasi ke bagian Timur Indonesia," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.