Sukses

Ini Susunan Dewan Komisaris Terbaru PLN

PT PLN (Persero) memiliki susunan anggota dewan komisaris terbaru sejak 28 Februari 2019.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) memiliki susunan anggota dewan komisaris terbaru sejak 28 Februari 2019.

Hal itu seiring pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberhentikan dan mengangkat anggota dewan komisaris PLN.

Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Senin (4/3/2019), Menteri BUMN Rini Soemarno memberhentikan Oegroseno sebagai Komisaris Independen dan Andy Noorsaman Sommeng sebagai Komisaris PLN.

Hal itu berdasarkan keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PLN (Persero) dengan surat keputusan Nomor SK-55/MBU/02/2019 pada 28 Februari 2019 tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota dewan komisaris PLN.

Dalam RUPS juga mengangkat Deden Juharga sebagai komisaris independen. Selain itu, Rida Mulyana sebagai komisaris PLN.

Berdasarkan hal tersebut, susunan anggota dewan Komisaris PLN terhitung 28 Februari 2019 antara lain:

1.Ilya Avianti sebagai pelaksana tugas komisaris utama

2.Deden Juhara sebagai komisaris independen

3.Darmono sebagai komisaris independen

4.Rida Mulyana sebagai komisaris

5. Budiman sebagai komisaris

6.Ilya Avianti sebagai komisaris

7. Aloysius Kiik Ro sebagai komisaris

8.Rionald Silaban sebagai komisaris

9. Darmawan Prasodjo sebagai komisaris

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PLN Anggarkan Belanja Modal Rp 80 Triliun

Sebelumnya, PT PLN (Persero) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 80 triliun. Rencananya, dana ini akan digunakan untuk investasi infrastruktur kelistrikan.

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan, dengan anggaran belanja Rp 80 triliun, PLN akan menggunakannya untuk membangun pembangkit, transmisi dan gardu induk.

"Untuk pembangunan infrastruktur, untuk investasi," kata Sarwono, di Jakarta, Rabu 6 Februari 2019.

Menurut Sarwono, sumber pendanaan tersebut berasal dari internal perusahaan, serta dari sumber pendanaan eksternal. Namun dia belum bisa menyebutkan instrumen pendanaan yang akan digunakan.

"Dananya dari sebagian (dari luar perusahaan)n apakah separuhnya dari pinjaman atau global bond atau sukuk," tutur dia.

Sarwono menungkapkan, untuk melakukan sumber pendanaan eksternal,‎ perusahaan menunggu momentum yang baik. "Kalau Harganya bagus, pas kita butuh. Klau ngak butuh ditunda. Contoh kemarin (tahun lalu) rencana Mei jadi september," jelasnya.

Dia menegaskan, anggaran tersebut tidak akan digunakan untuk menutup utang.‎ "Saya mengatakan begini pembangkit porsinya paling besar‎, kemudian transmisi dan gardu," tandasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.