Sukses

PNM: UMKM Agar Berkembang Harus Punya Merek

Selain bantuan pembiayaan serta pelatihan wirausaha, PNM juga mendukung UMKM yang sudah berkembang untuk mendapat hak merek.

Liputan6.com, Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mendukung penuh gerakan wirausaha masyarakat Indonesia.

Selain memberikan bantuan pembiayaan serta pelatihan wirausaha, PNM juga mendukung UMKM yang sudah berkembang untuk mendapat hak merek.

Komisaris Utama PNM, Agus Muharam menyatakan, proses mendapatkan hak merek memang tidak sebentar.

UMKM perlu mengajukan merek ke Kementerian Hukum dan HAM. Prosesnya bisa mencapai 11 hingga 20 bulan. Namun hal ini bermanfaat bagi usaha yang telah memiliki pasar yang luas, agar tidak ada yang bisa mencontek mereknya sembarangan.

"Hak Kekayaan Intelektual itu ada dua, Hak Cipta dan Hak Merek. Kalau hak cipta itu memang mudah dapatnya, tapi kalau bisnis sudah besar itu harus punya hak merk, supaya brand nggak diaku-aku sama pihak lain," ujarnya di Jakarta, (26/2/2019).

Selain itu, menurut Agus, usaha yang ekspansinya sudah luas wajib memiliki hak merek agar tidak digugat jika memiliki kesamaan dengan usaha yang lain.

Untuk usaha yang masih kecil atau baru dirintis, memang tidak wajib punya hak merek. Fokus mereka adalah membangun brand itu sendiri. Agus juga berkata, penting untuk membangun brand yang eye catching dan filosofis sejak usaha masih dirintis.

"Brand yang baik itu yang bercerita mengenai produk. Oleh karenanya, sejak usaha masih dirintis, harus punya brand yang unik, filosofis dan mudah diingat," tambah dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rahasia PNM Jaga Kredit Bermasalah

Sebelumnya, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah menyalurkan pinjaman kepada ibu-ibu rumah tangga pra sejahtera dengan nilai lebih dari Rp 1 triliun. Semua itu disalurkan melalui program Mekaar yang menjadi salah satu produk andalan PNM.

Sampai awal Desember ini, setidaknya sudah ada 3,9 juta ibu rumah tangga yang menjadi anggota Mekaar.

Mekaar merupakan layanan pembiayaan kepada ibu-ibu rumah tangga pra sejahtera dengan sistem grouping. Layanan pembiayaan yang diberikan tidak lebih dari Rp 2 juta.

Mayoritas anggota Mekaar ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang tidak tersentuh fasilitas pembiayaan perbankan namun memiliki semangat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

"Meski yang kami sasar keluarga pra sejahtera, namun NPL gross Mekaar ini 0,11 persen. Jadi rendah sekali. Padahal kita tidak minta jaminan sama sekali, hanya verifikasi," tegas Direktur Utama PNM Arief Mulyadi kepada Liputan6.com, seperti dikutip Kamis 6 Desember 2018.

Apa rahasianya?

Dijelaskan Arief, saat ini PNM memiliki lebih dari 24 ribu Account Officer (AO) yang setiap minggu bertemu dengan para anggota Mekaar untuk melakukan pendampingan dan bimbingan.

Selain itu, karakter nasabah Mekaar adalah keluarga pra sejahtera yang butuh penghasilan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Proses pembiayaan pun dibuat grouping sehingga terbangun rasa kekeluargaan dan saling mengingatkan.

"Jadi budaya disiplin dan jiwa sosial mereka akan terbentuk dengan sendirinya," tegas Arief.

Menurut dia, melalui Mekaar ini, PNM sebenarnya memberikan tiga modal kepada para keluarga pra sejahtera tersebut, yaitu modal finansial, modal intelektual, dan modal sosial.

"Nanti akan tumbuh enterpreneur dari keluarga kecil yang mereka akan menjadi sosial enterpreneur. Itu yang harapan kami ke depan menjadi basis ekonomi bangsa ini," pungkas dia. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.