Sukses

Wall Street Tertekan Pelemahan Data Ekonomi

Wall street atau Bursa AS kali ini dipengaruhi data ekonomi.

Liputan6.com, New York - Bursa Amerika Serikat (AS) atau Wall Street tertekan laporan ekonomi yang melemah, usai terjadinya penguatan bursa baru-baru ini. Penurunan saham perawatan kesehatan turut memperlemah pasar saham.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 103,81 poin, atau 0,4 persen, menjadi 25.850,63. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 9,82 poin, atau 0,35 persen, menjadi 2.774,88 dan Nasdaq Composite turun 29,36 poin, atau 0,39 persen, menjadi 7.459,71. S&P 500 mengakhiri penguatannya yang terjadi selama tiga hari.

Pasar saham kali ini dipengaruhi data ekonomi. Departemen Perdagangan AS mengatakan pesanan baru untuk barang-barang modal utama buatan AS secara tak terduga turun pada Desember. Ini menunjukkan terjadi perlambatan dalam bisnis untuk peralatan yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi AS.

Selain itu, data lain menunjukkan ukuran Federal Reserve Philadelphia terkait aktivitas bisnis Mid-Atlantic AS menurun pada Februari ke level terlemah sejak Mei 2016.  Sementara laporan lain menunjukkan penjualan rumah di AS turun pada bulan lalu ke level terendah sejak November 2015.

"Kami memiliki pelemahan data yang memungkinkan investor untuk mengambil keuntungan," kata Paul Nolte, Manajer Portofolio di Kingsview Asset Management di Chicago.

Namun, dia mengakui jika sedikit terkejut dengan adanya beberapa kelemahan dalam data. Beberapa di antaranya terkait perdagangan.

Adapun penguatan pasar saham yang terjadi baru-baru ini didorong oleh harapan kemajuan dalam pembicaraan perdagangan AS-China dan sinyal dovish dari Federal Reserve. Bahkan, indeks S&P 500 sempat berada mendekati pososi tertinggi dua bulan dan naik sekitar 18 persen sejak level terendahnya di akhir Desember.

Amerika Serikat dan China telah mulai menguraikan komitmen pada masalah-masalah paling sulit dalam perselisihan perdagangan keduanya. Ini menandai kemajuan paling signifikan terkait perang dagang. Bahkan keduanya berusaha mencapai kesepakatan sebelum 1 Maret, Reuters melaporkan.

 

Perlambatan pertumbuhan global yang tajam, terutama di Cina dan Eropa, bersama dengan memudarnya stimulus fiskal dan ketegangan perdagangan telah memicu kekhawatiran tentang kondisi ekonomi AS baru-baru ini.

Adapun saham yang terpuruk kali ini, antara lain milik saham Pizza Domino yang anjlok 9,1 persen setelah kehilangan estimasi analis terkait penjualan secara kuartalan.

Kemudian Saham Nike Inc turun 1 persen setelah sepatu sneaker yang dikenakan oleh bintang bola basket Zion Williamson terbelah dua selama pertandingan.

 Sekitar 6,9 miliar saham berpindah tangan di bursa AS. Itu dibandingkan dengan rata-rata harian 7,3 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.