Sukses

Hasil Risalah Rapat The Fed Bayangi Harga Emas

Harga emas melonjak ke posisi tertinggi dalam 10 bulan dengan sentimen pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China.

Liputan6.com, New York - Harga emas melonjak ke posisi tertinggi dalam 10 bulan dengan sentimen pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China mendukung permintaan logam mulia. Selain itu, ada harapan negosiasi tersebut mendukung kemungkinan permintaan tinggi terhadap emas dari China.

Di perdagangan elektronik, mengikuti rilis rapat the Federal Reserve atau bank sentral AS pada Januari, harga emas bergerak lebih rendah ke posisi USD 1.342,50 per ounce.

Hasil rapat the Federal Reserve menunjukkan akan ada kenaikan suku bunga lebih banyak jika inflasi di atas target. Sementara lainnya menunjukkan kalau kenaikan suku bunga dibutuhkan jika ekonomi berkembang sesuai yang diharapkan.

The Federal Reserve atau bank sentral AS mengejutkan pasar pada akhir bulan lalu ketika tiba-tiba menunda kenaikan suku bunga di masa mendatang.

Jelang berita the Federal Reserve, harga emas untuk pengiriman April di divisi Comex naik USD 3,1 atau 0,2 persen menjadi USD 1.347,90 per ounce setelah sentuh level tertinggi USD 1.349,80.

Harga perak untuk pengiriman Maret bertambah 21 sen atau 1,3 persen ke posisi USD 16.177 per ounce.

"Ada banyak alasan bagus untuk perbaikan harga baru-baru ini dalam emas, di antaranya dolar AS melemah," ujar Direktur Pelaksana RBC Wealth Management, George Gero, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (21/2/2019).

Ia menuturkan, kekhawatiran perlambatan global, brexit dan politik AS adalah semua alasan tambahan bagi investor untuk mencari tempat berlindung lain seperti emas.

Adapun pembicaraan perdagangan AS-China yang dilanjutkan di Washington pada pekan ini usai diskusi tingkat tinggi pada pekan lalu di Beijing. Kesepakatan perdagangan akan positif untuk prospek pasar negara berkembang terutama untuk keuntungan emas.

"Sementara terutama dilihat sebagai safe haven, emas sangat terpapar ke pasar negara berkembang, yang merupakan lebih dari setengah permintaan globalnya," ujar Carsten Menke, Analis Julius Baer.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Ia menuturkan, latar belakang ekonomi yang membaik di pasar negara berkembang dan penguatan mata uang lokal serta dolar AS menjadi pertanda baik untuk permintaan emas.

Hal ini terutama berlaku untuk China. Permintaan emas selama beberapa tahun terakhir makin lemah karena konsumen semakin khawatir tentang prospek ekonomi.

Dalam catatan Morgan Stanley juga menyebutkan untuk pegang emas dalam jangka panjang. Sejumlah faktor pengaruhi antara lain the Federal Reserve. Saat ini ada harapan the Federal Reserve selesai menaikkan suku bunga.

Adapun harga logam lainnya yaitu, harga palladium untuk pengiriman Maret ke posisi USD 1.462,10 per ounce. Harga platinum naik USD 13,20 atau 1,6 persen menjadi USD 834,20 per ounce. Harga tembaga naik 4,55 sen atau 1,6 persen menjadi USD 2,92 per pound.

"Harga tembaga telah bertahan karena optimism pembicaraan perang dagang akan berhasil. Hasil positif dipandang sebagai positif untuk perdagangan global," ujar Scott Gecas, Chief Market Strategist Walsh Trading.

Namun, prospek global untuk pertumbuhan mengisyaratkan perlambatan. Pergerakan logam, menurut Gecas akan tergantung dari data ekonomi.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.