Sukses

Pertamina Tambah 2 Lokasi BBM Satu Harga di Kepulauan Nias

Sumatera menjadi wilayah terbanyak dalam penyaluran program BBM Satu Harga.

Liputan6.com, Jakarta - Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I pada 2019 ini akan kembali menambah dua titik lembaga penyalur BBM Satu Harga di Sumatera bagian Utara (Sumbagut), tepatnya di Kepulauan Nias.

Sebagai informasi, Sumatera menjadi wilayah terbanyak dalam penyaluran program BBM Satu Harga. Dari 125 lembaga penyalur BBM Satu Harga nasional, 22 terdapat di Sumbagut, terbanyak ketiga setelah Papua dan Kalimantan.

Khusus di Kepulauan Nias, selama periode 2017 sampai dengan 2018, total sebanyak enam lokasi BBM Satu Harga sudah beroperasi di sana. Rata-rata penyaluran sebanyak 400 Kilo Liter (KL) Premium dan 180 KL Solar per bulan.

General Manager Pertamina MOR I Agustinus Santanu Basuki mengungkapkan, pihaknya menghadapi tantangan dalam mewujudkan aksesibilitas dan ketersediaan BBM di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Sumbagut.

"Moda transportasi penyaluran menggunakan moda darat dan laut. Untuk moda darat, medan yang cukup berat dan kondisi keamanan di jalan merupakan tantangan yg harus dihadapi. Sehingga perlu pengamanan khusus dari TNI/Polri. Sedangkan untuk moda laut, kondisi cuaca dan ombak yang ekstrem seringkali menjadi tantangan yang harus kita hadapi," paparnya, Minggu (10/2/2019).

Adapun pada tahun lalu, Pertamina MOR I menyalurkan rata-rata 904 KL Premium dan 865 KL Biosolar per bulan ke seluruh lembaga penyalur BBM Satu Harga di wilayah Sumbagut. Meliputi tiga lokasi di Provinsi Aceh, lima lokasi di Sumatera Utara, enam lokasi di Sumatera Barat, satu lokasi di Provinsi Riau, serta tujuh lokasi di Provinsi Kepulauan Riau.

"Sebelum adanya proram BBM Satu Harga, Harga BBM berkisar Rp 9.000 hingga Rp 10 ribu per liter. Dengan program ini, harga BBM turun menjadi Rp 6.450 untuk Premium dan Rp 5.150 untuk Solar," jelas Santanu.

Dia menyatakan, menurunnya harga BBM pada gilirannya berdampak pada geliat ekonomi masyarakat. "Di wilayah Kepulauan Nias, masyarakatnya yang mayoritas adalah nelayan kini dapat melaut dengan biaya lebih efisien dan lancar," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini