Sukses

Mengapa Generasi Milenial Sering Pindah Kerja?

Millenial, generasi yang lahir antara tahun 1980. Sebagian besar hampir tidak pernah betah di satu perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari seperempat populasi di dunia adalah generasi millenial. Diperkirakan pada 2025, generasi yang lahir antara 1980 hingga 2000 ini akan mengisi tiga perempat jumlah angkatan kerja.

Banyak lapangan kerja yang saat ini sudah mengadopsi nilai-nilai yang dianut millenial: modern, praktis, fleksibel. Perusahaan rintisan atau startup di Indonesia sudah banyak yang bermarkas di rumah besar dengan fasilitas yang nyaman.

Apakah hal tersebut membuat milenial loyal terhadap perusahaan? Jawabannya belum tentu tidak.

Dikutip dari Entrepreneur, Minggu (10/2/2019), generasi millenial beranggapan, kalau mereka tidak bisa loyal terhadap perusahaan tanpa ada tiga hal utama: kompensasi dan gaji, work-life balance atau keseimbangan hidup dan budaya perusahaan.

Hal itu berdasarkan poling dari 5.000 orang yang masuk generasi milenial. Poling diadakan pada Oktober-November 2018 di perusahaan rekrutmen film LaSalle, Amerika Serikat (AS).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rekan kerja juga berpengaruh

Studi lain dari perusahaan perangkat lunak HubSpot, menunjukkan 56 persen generasi milenial dan Gen-Z (generasi yang lahir di pertengahan 1990 hingga awal 2000) menganggap rekan kerja adalah hal yang paling penting dalam bekerja.

Hasil polling juga menunjukkan generasi milenial ingin bekerja dengan gaji yang mencukupi termasuk dibayarnya lembur serta fleksibilitas kerja termasuk kerja dari rumah.

Tiga dari empat pekerja lebih memilih kesempatan bekerja di tempat yang baru, dengan jabatan yang baru dan tidak merasa puas dengan karier mereka saat ini. Hanya 45 persen yang merasa karier udah cukup dan berniat untuk menetap dalam waktu yang lama.

Bila perusahaan tetap ingin mempekerjakan generasi millenial, laporan LaSalle menyarankan perusahaan untuk menerapkan kultur yang lebih ramah terhadap pegawai.

Komunikasi antar pegawai yang berkaitan dengan pekerjaan harus dua arah dan senior dianjurkan memberi peluang kepada juniornya untuk mengerjakan sebuah proyek.

Kemudian, penting juga untuk memberikan ruang bagi karyawan menambah kemampuan baru. Serta, dorong dengan motivasi untuk sukses dan mencapai tujuan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.