Sukses

Laporan Keuangan hingga Perang Dagang Bikin Wall Street Bervariasi

Hasil kinerja keuangan perusahaan dan pelaku pasar skeptis kesepakatan perdagangan AS-China bayangi laju wall street.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi menyambut akhir pekan. Indeks saham acuan S&P 500 dan wall street menguat didukung hasil laporan keuangan perusahaan positif.

Sentimen itu dapat imbangi katalis lain pelaku pasar skeptis kesepakatan dagang tercapai antara AS dan China sebelum 1 Maret.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones turun 63,2 poin atau 0,25 persen ke posisi 25.106,33. Indeks saham S&P 500 menguat tipis 1,83 poin atau 0,07 persen ke posisi 2.707,88. Indeks saham Nasdaq bertambah 9,85 poin atau 0,14 persen ke posisi 7.298,20.

Selama sepekan, indeks saham Dow Jones naik 0,17 persen. Indeks saham S&P 500 menguat 0,05 persen dan indeks saham Nasdaq bertambah 0,47 persen.

Saham Coty Inc, Mattel dan Motorola Solutions Inc melonjak usai perseroan melaporkan hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.

Selain itu, saham Electronic Arts Inc melonjak usai melemah pada Rabu pekan ini. Kenaikan saham Electronics Arts didorong perseroan menyatakan permainan Apex Legends telah menarik 10 juta pemain dalam tiga hari. Saham Electronic Arts dan Motorola Solutions menjadi pendorong terbaik untuk indeks saham S&P 500.

Sebelumnya wall street terseret kekhawatiran negosisi perdagangan. Sentimen itu terus membebani investor.

Pada Kamis pekan ini, Presiden AS Donald Trump menuturkan, pihaknya tidak berencana untuk bertemu Presiden China Xi Jinping sebelum batas waktu yang ditetapkan mencapai kesepakatan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan melakukan perjalanan ke Beijing untuk pertemuan tingkat utama pada 14-15 Februari. Usai sesi berlalu, indeks saham utama wall street kembali melemah.

"Apa yang diharapkan berdasarkan performa pasar adalah risiko kalau pelaku pasar akan melihat kenaikan tarif lain. Namun, risiko itu akan ditimpa oleh beberapa jenis perjanjian. Ini bukan indikator yang menunjukkan kekhawatiran investor pada saat ini," ujar Chief Invesment Strategis Oppenheimer Asset Management, John Stoltzfus, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (9/2/2019).

Adapun indeks saham S&P 500 meningkat lebih dari 15 persen dari posisi terendah dalam 20 bulan pada Desember. Ini didorong oleh the Federal Reserve yang cenderung kurang agresif atau dovish.

Selain itu, sebagian besar pendapatan kuartal IV yang positif. Ditambah harapan kesepakatan perdagangan AS-China.

Berdasarkan data Refinitiv, dari perusahaan yang masuk indeks saham S&P 500 yang telah laporkan data hasil kuartalan, 71,5 persen mengalahkan estimasi laba.

Namun, analis perkirakan laba kuartal saat ini turun 0,1 persen dari tahun sebelumnya. Volume perdagangan saham di wall street tercatat 6,83 mliar saham. Angka ini lebih rendah dari rata-rata perdagangan selama 20 hari sekitar 7,46 miliar saham.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.