Sukses

Kesal Teman Kerja Selalu Bicara Politik? Coba 6 Solusi Ini

Tahun politik datang, lalu ada teman kerja yang selalu membahas politik. Cek solusinya.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mulai memasuki tahun politik dan tinggal beberapa bulan sampai rakyat memilih. Sayangnya, meski mencoblos hanya memakan waktu beberapa detik, tetapi hingar-bingar politik butuh waktu lama sampai padam. Tempat kerja pun pasti ikut menjadi tempat mengobrol politik.

Yang jadi masalah adalah jika seseorang bersikap tidak tahu diri dan kerap membawa opini politik ke tempat kerja, baik itu di grup atau kantor. Menurut ahli, orang yang demikian sulit menyadari dampak negatif kelakuan mereka.

"Para individual rela habis-habisan membela kepercayaan mereka, meski politik mereka begitu emosional atau tidak benar," ujar konselor karier Roy Cohan, seperti dikutip Forbes.

Dilansir dari Forbes, berikut enam cara menangani obrolan politik di tempat kerja, atau bahkan pewawancara yang menyentuh topik itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Jangan Diambil Hati

Ungkapan jangan diambil hati atau jangan baper dapat dijadikan pegangan. Sebab, bisa saja teman kerjamu tidak hanya mengoceh politik kepadamu saja, tetapi ke orang-orang lainnya. Untuk solusi pertama, cobalah mencari topik yang kalian sama-sama setujui.

"Jika (pegawai) itu menyebabkan konflik yang mencegahmu dari bekerja atau menikmati pekerjaan, kamu dapat mencoba mencari jalan tengah dan fokus pada hal itu," ujar Solane Berry, manajer pengembangan bisnis di Odesso.

3 dari 7 halaman

2. Anggap Sebagai Pertanda

Jika saat wawancara ada bahasan politik, jadikanlah itu petunjuk mengenai budaya dan lingkungan kerja perusahaan itu. Lalu, bila pertanyaan politik si pewawancara membuatmu tak nyaman, cobalah bicara pada seseorang yang paham budaya kantor tersebut untuk mengetahui kepantasan si pewawancara.

"Jika lingkungan kerja akan terpecah karena politik, kamu mungkin bisa mencari peluang kerja lain, dan berikan feedback mengenai hal itu ketika kamu pergi," ujar Berry.

4 dari 7 halaman

3. Bersikap Lebih Dewasa

Cobalah bersikap lebih dewasa dari teman kerja yang hobi mengoceh politik. Kalau kamu memiliki keyakinan sendiri dan percaya diri akan hal itu, maka kamu tidak perlu repot mendebat orang lain. Belum lagi jika dia senior kerja. 

"Jika kamu tahu dalam hati dan pikiranmu bahwa kamu benar, maka tak ada manfaatnya untuk mempengaruhi kolega yang mungkin saja juga keras kepala. Hindarilah percakapan demikian," ujar Roy Cohen.

5 dari 7 halaman

4. Ganti Subjek

Siapkan alasan jika teman kerja sudah kelewatan dalam membahas politik. Berikut penjelasan Kathi Elster, coach karier dan co-author Mean Girls at Work:

"Jika teman kerja ingin membicarakan itu, ucapkan: 'saya harus menyelesaikan laporan, saya perlu sangat fokus ke pekerjaan saya sekarang,'" jelas Elster.

Lantas bagaimana jika bos yang bertanya? Elster pun menyiapkan jawaban, ucapkan saja: "Saya belakangan ini terlalu fokus pada pekerjaan, jadi saya belum bisa membentuk opini."

Terakhir, bila teman kerja menelepon untuk bicara politik, cukup bilang ada orang lain yang menelepon kamu.

6 dari 7 halaman

5. Ucapkan Langsung

"Jika kamu benar-benar tak ingin membahas percakapan itu setelah mereka bertanya langsung, kamu jawablah ke bos atau kolegamu bahwa kamu lebih suka menghindari diskusi politik," ujar Sharon Schweitzer, pendiri Protocol & Etiquette Worldwide.

Schweitzer melanjutkan, "Cobalah mengatakan sesuatu seperti: "mengingat lingkungan politik yang penuh perdebatan di negara kita, saya rasa lebih baik saya simpan opini saya sendiri, saya pun menghargai minatmu.'"

Menurut Schweitzer, respons terukur seperti demikian sangat sulit menyinggung rekan kerja.

7 dari 7 halaman

6. Ingat bahwa presiden tidak menjabat selamanya

Seorang presiden hanya menjabat beberapa tahun, namun hubungan dengan rekan kerja harusnya lebih lama dari itu, demikian penjelasan coach eksekutif Leila Bulling Towne.

"Dengan kata lain, hati-hatilah terhadap betapa kuatnya emosimu pada pemerintah dapat membuatmu merusak relasi dengan kawan yang kamu andalkan, atau bos yang saat ini mendukung pekerjaan dan perkembanganmu. Emosi datang dan pergi, resume dan jaringan butuh waktu lama untuk dibangun," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini