Sukses

Tahun Politik, Warga Tahan Beli Apartemen di 2019

Colliers International Indonesia memprediksi masyarakat masih menahan diri membeli hunian sampai proses Pemilu 2019 usai.

Liputan6.com, Jakarta - Colliers International Indonesia menyatakan, proses pemilihan presiden (Pilpres) atau pemilihan umum (Pemilu) yang akan dilaksanakan tahun ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi pasar bisnis apartemen pada 2019.

"Risiko Pemilu itu lebih terasa di kelas masyarakat menengah ke atas, karena itu pengaruhi kestabilan politik dan ekonomi, termasuk investasi di pasar properti dan apartemen," ungkap Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto di Jakarta, Rabu (9/1/2019).

Meski demikian, Ferry menambahkan, pasar apartemen pada 2019 ini juga punya beberapa prospek menjanjikan, antara lain adanya pelonggaran kebijakan Loan To Value (LTV) dari Bank Indonesia serta penurunan pajak untuk sektor properti.

"Efek lanjutan dari relaksasi LTV bisa jadi penolong. Selain itu, penurunan pajak properti untuk barang mewah (Pajak Penjualan Atas Barang Mewah/PPnBM) juga jadi prospek untuk pasar apartemen," sambungnya.

Lebih lanjut, ia membeberkan, tingkat penyerapan (take up rate) apartemen pada tahun ini akan stagnan berada di kisaran 85-86 persen. Salah satu penyebabnya juga dikarenakan masyarakat yang masih menahan diri membeli hunian sampai proses Pemilu 2019 usai.

"Kami memperkirakan permintaan apartemen masih akan stagnan, karena orang akan lebih menunggu sampai pemerintahan baru terbentuk. Di samping itu, adanya potensi kenaikan suku bunga dan kemungkinan pelemahan rupiah akibat ketidakpastian global," papar dia.

Selain itu, dia melanjutkan, occupancy rate atau tingkat keterisian apartemen pun akan ikut menurun, oleh sebab ketatnya persaingan antar pihak penyedia hunian.

"Persaingan yang ketat dengan apartemen strata dan apartemen service ditambah jumlah ekspatriat yang terus berkurang, tingkat keterisian diprediksi akan terus menurun," ujar dia.

Berbagai faktor tersebut disebutkannya bakal membuat nilai jual apartemen secara rata-rata tak akan banyak mengalami perubahan, yakni masih pada rentang harga Rp 35-36 juta per m2.

"Akibat permintaan stagnan, harga apartemen juga tidak akan banyak bergerak," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini