Sukses

Ekspor Konsentrat Freeport Turun di 2019

Kementerian ESDM memastikan ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia akan turun akibat penurunan produksi.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia akan turun akibat penurunan produksi yang disebabkan peralihan lokasi penambangan.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak mengatakan, produksi tembaga olahan atau konsentrat tembaga PT Freeport turun dari tahun lalu 2,1 juta ton per tahun menjadi 1,2 juta ton per tahun.

"Nah, kira-kira di tahun 2019 itu turun kan produksinya. Itu jadinya sekitar 1,2 juta ton konsentrat," kata Yunus, di Kantor Direktorat Jenderal Mineral Batubara Kementerian ESDM, Rabu (9/1/2019).

Yunus mengungkapkan, dari 1,2 juta ton produksi konsentrat Freeport Indonesia tahun ini, 800 ribu ton akan dimurnikan di fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) Smelting di Gresik, Jawa Timur. Sedangkan sisanya sebanyak 200 ribu ton diekspor.

"Dari 1,2 juta ton, yang 800 ribu-nya ini ke Smelting Gresik diproses. 2019 itu turun produksi konsentratnya kan," ujarnya.

Menurut Yunus, saat produksi belum mengalami penurunan, ekspor konsentrat Freeport Indonesia sebanyak 1,2 juta ton per tahun. Sedangkan yang dimurnikan di smelter Smelting Gresik sebanyak 800.000 ton per tahun.

"Tahun 2018. Yang 1,2 juta diekspor, yang 800 ribu-nya ini ke Smelting Gresik diproses. 2019 itu turun produksi konsentratnya kan," tutur Yunus.

Penurunan produksi Freeport Indonesia disebabkan penurunan kandungan mineral di tambang terbuka Grasberg, sehingga harus mengubah lokasi ke tambang bawah tanah. Namun, setelah 2020 produksi tembaga. Freeport Indonesia akan kembali naik hingga puncak produksinya sampai 2025.

"Kan perubahan dari tambang terbuka, open pit kepada tambang di bawah tanah. Ada proses ada infrastruktur, ada macam-macam lah bikin jalan menjadi turun 1,2 an juta konsentrat. Kira-kira 200 ribuan itu diekspor," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini