Sukses

Penjelasan BRI Soal Call Cantre Palsu

BRI berharap jika masyarakat sebaiknya menghapal call centre atau layanan aduan resmi dari masing-masing perbankan yang digunakan selama ini.

Liputan6.com, Jakarta Saat ini melalui media sosial, tengah beredar sebuah video tentang upaya penipuan dengan modus menempelkan stiker palsu berisi nomor kontak (call centre) milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kejadian ini berlangsung di salah satu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) BRI di Kali Putih, Genteng, Banyuwangi.

Dalam video berdurasi sepanjang satu menit itu, sang pembuat video menceritakan jika kartu ATM BRI miliknya tertelan. Kemudian dia melihat ada stiker yang tertempel dan menyebutkan jika kartu tertelan hubungi call centre resmi dari Bank BRI yang tertera.

Ketika menghubungi call centre tersebut, pria itu mengaku justru dimintai nomor pin serta nomor rekening tabungan miliknya. Merasa curiga, akhirnya ia membatalkan niat untuk lebih lanjut bertanya kepada call centre tersebut.

Terkait ini, Corporate Secretary Bank BRI Bambang Tribaroto mengatakan, masyarakat harus waspada terkait pengumuman yang ditempatkan di ATM. Meski pengumuman tersebut tampak resmi melekat di ATM, masyarakat diminta tetap melakukan pengecekan lebih lanjut.

"Bank BRI menghimbau kepada nasabah untuk berhati hati dalam melakukan transaksi perbankan. Nasabah juga diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan dalam melakukan transaksi layanan perbankan," jelas dia kepada Liputan6.com, Rabu (2/1/2019).

Ia pun berharap jika masyarakat sebaiknya menghapal call centre atau layanan aduan resmi dari masing-masing perbankan yang digunakan selama ini.

"Jadi apabila nasabah ingin mendapatkan berbagai informasi mengenai produk, fasilitas, dan solusi terkait masalah perbankan, nasabah dapat menghubungi Call BRI 14017 / 1500017," ujarnya.

Dia mengungkapkan Bank BRI tidak pernah menyebarkan informasi seperti yang tertera pada stiker palsu itu. Secara berkala, Bank BRI terus melakukan patroli terhadap mesin ATM dan EDC BRI.

"Terkait video yang viral tersebut, setelah kami lakukan investigasi internal, dapat kami informasikan bahwa jarak waktu antara penempelan stiker palsu dengan saat nasabah BRI yang kartunya tertelan dan membuat video tersebut hanya berjarak tak kurang dari 20 menit. Kami sangat menyayangkan aksi penempelan sticker palsu tersebut karena dapat menimbulkan keresahan di masyarakat," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diluncurkan Agustus, My QR BRI Bukukan Transaksi Rp 23 Miliar

Sejak diluncurkan  Agustus 2018 lalu, produk My QR milik BRI telah membukukan transaksi sebesar Rp 23 miliar. My QR merupakan metode transaksi pembayaran dengan memindai kode Quick Respone (QR).

Direktur Konsumer BRI, Handayani mengatakan, sejak diluncurkan, produk ini mendapatkan sambutan yang baik dari nasabah BRI. Meski kebanyakan nasabah menggunakan produk ini untuk transaksi dengan nominal kecil, tapi secara total nilai transaksi yang telah dibukukan mencapai Rp 23 miliar.

"Perkembangan My QR luar biasa. Dari sisi transaksi terus meningkat. Sekarang sudah Rp 23 miliaran. Memang kecil ticker sizenya sekitar 10 ribuan, karena beli barang-barang kecil seperti kue," ujar dia di Jakarta, Rabu (19/12/2018).

Dia menjelaskan, tingginya antusias nasabah untuk menggunakan My QR ini juga lantaran BRI telah menggandeng banyak merchant yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Sekarang merchant sekitar 400-500 untuk merchant besar. Tapi outletnya misalnya Alfamart itu kan banyak, tapi dari merchant-nya sekitar 500an di seluruh Indonesia," kata dia.

Ke depan, BRI akan memfokuskan penggunaan My QR ini untuk transaksi di bidang transportasi. Hal tersebut seiring dengan perkembangan transportasi massal di Indonesia, khususnya Jabodetabek.

"Tahun depan target kita ingin tumbuhkan karena ini produk untuk mendukung cashless yang lebih baik. Fokus utama kita lebih ke transportasi, dengan adanya MRT, LRT, commuter yang ditambah tentu QR akan mempermudah cara bayar. Jadi ticker sizenya lebih kecil tapi butuh pembayaran yang lebih cepat. Jadi fokusnya ke transportasi dan konsumsi," ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.