Sukses

Cetak Surplus, BP Batam Yakin Beri Kontribusi 7 Persen ke Ekonomi Daerah di 2019

Keberhasilan yang diraih BP Batam pada tahun ini diyakini mampu memberikan konstribusi terhadap pencapaian perekonomian Batam 7 persen pada tahun depan.

Liputan6.com, Jakarta BP Batam membukukan surplus mencapai Rp 268,97 miliar sampai 25 Desember 2018. Adapun saldo kas  BP Batam sebesar Rp 711 miliar  atau terdapat peningkatan sebesar 60,86 persen dari saldo awal kas awal tahun ini sebesar Rp 442 miliar.

Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah meyakini berbagai keberhasilan yang berhasil diraih BP Batam pada tahun ini, mampu memberikan konstribusi terhadap pencapaian perekonomian Batam 7 persen pada tahun depan.  

Dia mengatakan kenaikan ini seiring beragam upaya dan inovasi khususnya di bidang pelayanan perizinan lahan yang berhasil membuat ketertarikan investor dan masyarakat meningkat untuk melakukan pembayaran perpanjangan uang wajib tahunan (UWT). Selain itu BP Batam meminimalkan belanja barang sehingga tercipta PNBP yang sehat dan optimal.  

"Sebagian besar angka penerimaan pendapatan berasal dari unit kerja penghasil yang berada di naungan Anggota 3 Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Usaha," jelas dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/12/2018).

Dia mengatakan pihaknya mereformasi birokrasi di kantor lahan seperti perpanjangan UWT , IPH yang sebelumnya selesai dalam 24 hari hingga sebulan kini dapat selesai dalam waktu 4 hari.

Kemudian inovasi untuk jemput bola dengan BP Batam Layanan Keliling (BLINk ) terkait pengurusan UWT dan IPH pemukiman yang disambut positif warga hingga dukungan insentif kepada investor dalam membangun jalan di kawasan industri membuat pendapatan kantor lahan meningkat dan melebihi target.  

“PNBP menjadi sumber pembiayaan untuk membangun infrastruktur. Pada tahun ini berhasil kami dorong tanpa menaikan tarif. Surplus ini bukan didapatkan dari menaikan tarif layanan seperti UWT melainkan melalui inovasi, yang 90 persen penerimaan itu (PNBP) melalui Deputi 3," kata Lukita.  

Dengan peningkatan tersebut maka berbagai pergerakan kegiatan pembangunan konstruksi yang dijadwalkan pada tahun 2019, dia harapkan tetap dapat dilakukan sebagai akses untuk membuka investasi baru.

Selain itu sektor pariwisata juga tidak dapat dipungkiri mampu menyumbangkan peran dalam peningkatan indeks ekonomi Kepri. Pada 2017 hanya tumbuh 2,01 persen yang merupakan pertumbuhan terendah sepanjang sejarah Kepri.

Hal ini terjadi, seiring dengan tren pelemahan pertumbuhan investasi/PMTB dan ekspor industri berbasis migas dan galangan kapal yang melemah.

Pada 2018, sejalan dengan langkah BP Batam dan seluruh stakeholders, investasi mulai meningkat, pariwisata tumbuh pesat ditandai dengan tren kunjungan wisman yang naik pesat setalah 4 tahun stagnan, perekonomian Kepri berhasil tumbuh sebesar 4,47 dan 4,51 persen pada kuartal I dan II. Investasi telah tumbuh sebesar 6,49 persen dan 7,68 persen untuk masing-masing kuartal.  

Dia meyakini, tren positif ini merupakan sinyal akan kebangkitan perekonomian Kepri yang 70 persen ditopang perekonomian Batam dan pada periode mendatang tentunya harus terus dikawal serta ditingkatkan.  

Sementara itu, Anggota 3 Dwianto Eko Winaryo mengatakan bahwa tahun ini dengan kerja keras seluruh karyawan BP Batam, maka kantor lahan dapat menyumbangkan pendapatan dan prestasi yang sangat memuaskan.  

Target kantor lahan sebesar Rp 267 miliar ternyata realisasi hingga Rp 420 miliar.  Hal ini terealisasi karena BP Batam mempermudah pengurusan lahan dengan mengubah Perka lahan.

Penambahan investasi yang disetujui skep dan PL dari awalnya Rp 5,2 triliun, bertambah Rp 235 miliar menjadi Rp 5,54 triliun.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proyek BP Batam

Adapun sejumlah proyek dan rencana yang telah direncanakan diantaranya, pertama membangun 12 akses sarana jalan dan jembatan di kawasan industri dan jalan strategis pembangunan jalan kolektor Kawasan Industri Kabil.

Kemudian Kawasan Industri Sekupang, Kawasan Industri Batam Centre, Jalan Kawasan Industri Tanjung Uncang, Kawasan Industri Pelabuhan Sagulung Tanjung Uncang, Kawasan Industri Sei Lekop, kawasan Tanjung Piayu dan Jembatan Sambau Nongsa.

Kedua, proyek lain pengembanan Pelabuhan Batu Ampar yang telah dimulai dengan peresmian First Fleet Ship to Ship floating storage unit (FSU) di Dermaga Utara Pelabuhan Batuampar. Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar akan memiliki potensi pendapatan hingga 20-40 M pertahun.

Ketiga, kerjasama dengan Pelindo untuk mengembangkan fasilitas pelabuhan lainnya. Keempat, pengembangan lanjutan pelabuhan batu ampar dengan nilai PNBP Rp 110 miliar

Kelima, pengembangan Bandara Hang Nadim menjadi Pusat Logistik Hub Indonesia. Telah dimulai prakualifikasi lelang dengan 47 peminat sebagai besar investor mancanegara.

Keenam, pengembangan pembangunan dam tembesi, saat ini terdapat sebanyak 37 investor yang berminat untuk mengelola dam tembesi.

Ketujuh, perpanjangan kontrak kerjasama dengan Maintanance Repair and Overhaull (MRO) Lion

Kedelapan, instalasi Pengelolaan air limbah menjadi air bersih yang sudah mulai dapat dinimkati warga Batam Center pada 2019. Kesembilan, legalitas rumah ibadah dan legailtas sejumlah kampung tua  

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini