Sukses

Bos IMF, Trump hingga Vladimir Putin Berduka untuk Tsunami Selat Sunda

Bos IMF, Presiden AS Donald Trump, PM Kanada, PM Denmark, termasuk tokoh yang berduka atas tsunami Selat Sunda.

Liputan6.com, Jakarta - Para pemimpin dunia serta bos IMF mengirimkan duka cita mereka terkait tsunami Selat Sunda yang terjadi Sabtu malam lalu. Direktur Pelaksana Bank Dunia Christine Lagarde, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, serta negara-negara sahabat lain turut memberikan duka cita. 

"Saya ingin menyampaikan simpati saya yang paling dalam untuk warga Indonesia yang sekali lagi terkena bencana alam yang berdampak sangat besar. Hati saya bersama dengan semua kolega dan teman-teman yang telah bekerja bersama kami pada saat Pertemuan Tahunan IMF di Indonesia," ucap Lagarde pada akun Twitternya, pada Minggu malam kemarin.

Presiden AS Donald Trump turut mengirimkan ucapan doa dan dukungannya. "Kehancuran yang tak terbayangkan akibat bencana tsunami di Indonesia. Lebih dari dua ratus orang meninggal dan hampir seribuan terluka atau belum diketemukan. Kami berdoa untuk pemulihan dan kesembuhan. Amerika bersamamu!" tegas Trump di Minggu pagi.

CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva juga menyempatkan memberikan doa pada Indonesia. "Pikiran dan doa saya bersama orang-orang yang terdampak gempa dan tsunami di sekitar Selat Sunda di Indonesia. Kami berduka untuk nyawa yang hilang, namun kami berdirsi siap untuk mendukung Pemerintah dalam upaya membangun kembali."

Presiden Rusia Vladimir Putin turut memberikan ucapan duka. Ia berkata Rusia turut merasakan kesedihan yang dirasakan orang-orang Indonesia yang bersahabat akibat tsunami Selat Sunda

"Mohon terimalah simpati mendalam saya terkait akibat tragis dari tsunami yang terjadi di area pantai Selat Sunda. Rusia turut merasakan duka dari rakyat Indonesia yang bersahabat. Mohon kirimkan kata-kata simpati tulus dan dukungan saya ke keluarga korband dan sahabat dan harapan agar cepat pulih kepada mereka yang terluka akibat bencana ini," ucap Putin dalam pernyataan resminya, Senin (24/12/2018).

Negara lain seperti Kanada, Denmark, dan Inggris juga telah mengirimkan ucapan duka mereka. Perdana Menteri Justin Trudeau menyebut Kanada siap memberikan bantuan jika dibutuhkan. Begitu pula PM Denmark Lars Rasumessen yang mengirim ucapan simpati bagi rakyat Indonesia. 

"Saya mengirim duka cita mendalam kepada Presiden Jokowi dan banyak orang lainnya yang terdampak aktivitas vulkanik dan tsunami - pikiran kami bersama orang-orang Indonesia yang telah bertahan teguh atas hal ini," ucapnya. 

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik juga menyampaikan doanya pada korban tsunami Selat Sunda via akun Twitternya. "Turut berduka cita atas jatuhnya korban tsunami di Banten, Pandeglang & Lampung. Doa kami menyertai keluarga korban, semoga diberikan ketabahan. #PrayforAnyer."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BMKG: Tsunami Selat Sunda Tak Lazim, Dipastikan dari Erupsi Anak Gunung Krakatau

Kepala Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) Dwikorita Karnawati memastikan tsunami yang melanda Banten dan Lampung Selatan disebabkan oleh erupsi Anak Gunung Krakatau (AGK).

"Kami mengkonfirmasikan yang sebelumnya kami sampaikan bahwa tsunami ini berkaitan dengan erupsi vulkanik," kata Dwikorita dalam konferensi pers di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (24/12/2018). 

Oleh sebab itu, Dwi melanjutkan, potensi tsunami tersebut tidak terdeteksi oleh sensor gempa tektonik BMKG. "BMKG khusus memantau gempa tektonik. Karena 90 persen lebih tsunami di Indonesia diakibatkan gempa tektonik," kata Dwi.

Dwi menjelaskan, peristiwa tsunami yang menghantam Banten dan Lampung Selatan merupakan fenomena tidak lazim.

"Ini fenomena tidak lazim dan kompleks atau multifenomena," ujarnya.

Tsunami terjadi di wilayah Selat Sunda pada Sabtu 22 Desember malam. Sebanyak 817 rumah di Banten dan Lampung rusak tersapu air laut.

"Dari data yang dihitung Polda Banten dan Polda Lampung, kerugian materiil atas peristiwa air laut pasang di Banten dan Lampung sampai dengan 24 Desember pukul 07.00 WIB mencapai 817 rumah yang rusak," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Polisi Dedi Prasetyo saat dihubungi, Jakarta, Senin (24/12/2018).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini