Sukses

Pengusaha Hotel di Banten Rugi hingga Rp 10 Miliar Akibat Tsunami Selat Sunda

Kerusakan paling parah dialami sembilab hotel yang berlokasi di wilayah Cinangka dan Tanjung Lesung akibat terjangan tsunami Selat Sunda.

Liputan6.com, Jakarta Para pelaku bisnis perhotelan di pesisir barat Banten ‎diperkirakan rugi hingga Rp 10 miliar akibat bencana tsunami yang melanda kawasan Tanjung Lesung dan sekitarnya pada Sabtu, 22 Desember 2018, malam.
 
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten Achmad Sari Alam mengatakan, kerusakan paling parah dialami sembilan hotel yang berlokasi di wilayah Cinangka dan Tanjung Lesung.
 
 
"Kerusakan yang agar serius ada sembilan hotel, yang lain-lainya (kerusakan) kecil-kecil," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (23/12/2018).‎
 
Sedangkan yang tidak terdampak tsunami, lanjut Achmad, yaitu hotel yang berada di sekitar Anyer. Hotel di wilayah ini bahkan bisa beroperasi secara normal.
 
"Tapi yang di daerah Anyer enggak masalah, dari Marbela ke Mambruk itu tidak masalah. Yang bermasalah dari Cinangka sampai Tanjung Lesung. Yang parah sekali Hotel Tanjung Lesung di kawasan KEK. Mungkin dalam waktu 1 bulan harus direnovasi," kata dia.
 
Namun demikian, akibat tsunami ini, bisnis perhotelan di pesisir barat Banten diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp 10 miliar.
 
Selain lantaran sejumlah hotel yang rusak parah, tsunami ini juga berpotensi membuat sektor pariwisata di wilayah tersebut menurun.
 
"Kelihatannya, dari 1.000 kamar, kalau dikali Rp 5 juta saja berarti Rp 5 miliar. Bisa lebih. Ya antara Rp 10 miliar lah kalau dihitung dengan yang lain," tandas dia.
 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

9 Hotel Rusak Berat Kena Terjangan Tsunami Anyer

Sebanyak sembilan hotel diketahui rusak berat terdampak bencana tsunami Anyer di Pandeglang, Banten, pada Sabtu (22/12/2018). Ini masuk dalam kerusakan material.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menyebutkan, selain sembilan hotel, kerusakan material meliputi 556 unit rumah rusak, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak.

"Tidak ada korban warga negara asing. Semua warga Indonesia. Korban dan kerusakan ini meliputi di empat kabupaten terdampak, yaitu di Kabupaten Pandeglang, Serang, Lampung Selatan dan Tanggamus," jelas Sutopo dalam keterangannya, Minggu (23/12/2018).

Dia menuturkan jumlah korban dan kerusakan akibat tsunami yang menerjang wilayah pantai di Selat Sunda terus bertambah. Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Minggu 23/12/2018 pukul 16.00 WIB tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 28 orang hilang.

Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah karena belum semua korban berhasil dievakuasi. Selain itu, belum semua Puskesmas melaporkan korban, dan belum semua lokasi dapat didata keseluruhan. Kondisi ini menyebabkan data akan berubah.

Dari total 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 30 orang hilang terdapat di Kabupaten Pandeglang tercatat 164 orang meninggal dunia, 624 orang luka-luka, 2 orang hilang.

"Daerah yang terdampak di 10 kecamatan. Lokasi yang banyak ditemukan korban adalah di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung, dan Kampung Sambolo," kata dia.

Korban di Kabupaten Serang tercatat 11 orang meninggal dunia, 22 orang luka-luka, dan 26 orang hilang. Kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.

Sedangkan korban di Kabupaten Lampung Selatan tercatat 48 orang meninggal dunia, 213 orang luka-luka dan 110 rumah rusak. Di Kabupaten Tanggamus terdapat 1 orang meninggal dunia.

"Penanganan darurat terus dilakukan. BNPB bersama TNI, Polri, Basarnas, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian PU Pera, Kementerian ESDM, dan K/L terkait terus mendampingi Pemda dalam penanganan darurat," jelasnya.

Pemda Provinsi dan Pemda Kabupaten terus berkoordinasi dengan berbagai pihak. Posko, pos kesehatan, dapur umum dan pos pengungsian didirikan untuk menangani korban.

Alat berat dikerahkan membantu evakuasi. Saat ini sedang bekerja 5 unit excavator, 2 unit loader, 2 unit dump truck, dan 6 unit mobil tangki air. Bantuan alat berat akan ditambah. Jumlah pengungsi masih dalam pendataan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.