Sukses

Wall Street Tenggelam Usai Perdagangan yang Bergejolak

Untuk minggu ini, S&P 500 turun 7,05 persen, Dow turun 6,87 persen, dan Nasdaq turun 8,36 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street ditutup turun tajam usai melalui perdagangan yang sangat bergejolak pada Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Indeks acuan Nasdaq mengkonfirmasi bahwa pasar saham dalam keadaan bearish karena kekhawatiran perlambatan pertumbubhan ekonomi menyebabkan investor harus meninggalkan pasar saham.

Mengutip Reuters, Sabtu (22/12/2018), Dow Jones Industrial Average turun 414,23 poin atau 1,81 perse, menjadi 22.445,37. Untuk S&P 500 kehilangan 50,84 poin atau 2,06 persen menjadi 2.416,58. Sedangkan Nasdaq Composite turun 195,41 poin atau 2,99 persen menjadi 6.333,00.

Untuk minggu ini, S&P 500 turun 7,05 persen, Dow turun 6,87 persen, dan Nasdaq turun 8,36 persen.

Indeks saham utama AS mempercepat penurunan pada jam terakhir perdagangan setelah penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan bahwa Amerika Serikat dan China mungkin tidak mencapai kesepakatan perdagangan pada penutupan negosiasi 90 hari kecuali Beijing dapat menyetujui perombakan mendalam kebijakan ekonominya.

Akibat berita tersebut, indeks utama Wall Street terutama Nasdaq mengalami tekanan yang sangat dalam. Dengan kerugian yang dicetaka pada Jumat, Nasdaq telah jatuh hampir 22 persen dari level tertinggi 29 Agustus.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banyak Badai Kecil

Indeks acuan S&P 500 juga tengah menuju penurunan persentase terbesar pada Desember dan mencapai level terendah sejak Juli 2017. S&P 500 saat ini telah turun 17,5 persen dari penutupan tertinggi pada 20 September.

Untuk Dow Jones jatuh ke level terendah sejak Oktober 2017 dan telah menurun 16,3 persen dari penutupan tertinggi pada 3 Oktober.

Komentar Navarro menambah kekhawatiran yang sudah memuncak tentang ketidakpastian politik dan kemungkinan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

“Itu jelas merupakan beban di pasar,” kata Shannon Saccocia, kepala analis Boston Private.

"Bagi investor, ada banyak badai kecil yang harus dilalui kapal." tambah dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.