Sukses

Wall Street Tumbang, Indeks S&P Sentuh Level Terendah 14 Bulan

Tiga indeks utama Wall Street turun lebih dari 2 persen, dengan indeks S&P ditutup di level terendah dalam 14 bulan.

Liputan6.com, New York - Tiga indeks utama Wall Street masing-masing turun lebih dari 2 persen pada hari Senin (Selasa pagi WIB), dengan indeks S&P tumbang ke level terendah dalam 14 bulan di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi di tengah rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menaikkan suku bunga acuan.

Dilansir dari Reuters, Selasa (18/12/2018), indeks Dow Jones Industrial Average turun 507,73 poin atau 2,11 persen menjadi 23.592,78, indeks S&P 500 kehilangan 54,12 poin atau 2,08 persen menjadi 2.545,83 dan Nasdaq Composite turun 156,93 poin atau 2,27 persen menjadi 6.753,73.

Indeks S&P 500 mengakhiri sesi Senin di level terendah sejak Oktober 2017. Sektor teknologi, perawatan kesehatan dan konsumen memimpin pelemahan. Saham asuransi jatuh setelah putusan pengadilan yang membahayakan Obamacare. Saham perusahaan asuransi UnitedHealth Group Inc turun 2,5 persen setelah keputusan Obamacare dan menjadi hambatan terbesar di Dow Jones.

Diwawancara CNBC, Gundlach, CEO DoubleLine Capital dan dikenal di Wall Street sebagai Raja Bond, menilai The Fed seharusnya tidak menaikkan suku bunga. Komentarnya mendorong saham AS ke posisi terendah sesi.

"Saat ini emosional pasar terkuras dan sangat rentan terhadap aksi jual," kata Oliver Pursche, kepala strategi pasar di Bruderman Asset Management di New York. "Ini benar-benar tentang sentimen, dan pernyataan Gundlach tidak membantu pasar."

Peringatan profit dari peritel Inggris ASOS meningkatkan kekhawatiran tentang melemahnya kekuatan konsumen meskipun data penjualan ritel AS menguat pekan lalu. Indeks Ritel S & P 500 turun 3,2 persen, dan saham Amazon.com Inc turun 4,1 persen. Amazon adalah penekan terbesar di Nasdaq dan hambatan terbesar kedua di S & P 500.

Tetapi pernyataan dovish dari Federal Reserve mengindikasikan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat dapat mengangkat sentimen pasar, kata investor. Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dijadwalkan bertemu pada hari Selasa dan Rabu.
 
Saham Johnson & Johnson jatuh untuk sesi kedua berturut-turut setelah laporan Reuters menyatakan bahwa perusahaan itu tahu selama beberapa dekade bahwa Baby Powder yang diproduksinya mengandung asbes. Saham J & J terakhir turun 3,5 persen.
 
Saham Goldman Sachs Group Inc turun 3,2 persen ke level terendah dalam dua tahun setelah Malaysia mengajukan tuntutan kriminal terhadap perseroan sehubungan dengan investigasi terhadap dugaan korupsi dan pencucian uang yang melibatkan dana kekayaan 1MDB.
 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.