Sukses

Janda Ini Kehilangan Rp 291 Juta karena Bank Salah Transfer

Uang senilai hampir RP 300 juta itu adalah wasiat mendiang suaminya.

Liputan6.com, New York - Seorang janda asal Long Island, New York, kehilangan uang USD 20 ribu atau setara Rp 291 juta (USD 1 = Rp 14.584) akibat bank asing yang salah transfer. Padahal, uang itu adalah wasiat dari mendiang suami.

Dilansir dari New York Post, seorang janda yang namanya tak disebutkan berniat mengirim USD 20 ribu ke anak tirinya di Inggris pada 2 Juli lalu. Ia pun pergi ke Bank Chase setempat untuk transaksi.

Sang anak menggunakan Bank Halifax PLC dan memberikan kode SWIFT beserta nomor rekening. Lalu, pihak Bank Chase memakai Bank Lloyd di Inggris sebagai perantara untuk menjadikan dolar ke pound sterling.

Kemudian, tanggal 10 Juli, pihak Bank Chase menelopon sang janda bahwa nama dan rekening penerima uang tidak cocok dengan milik anak tirinya. Ternyata, pihak Bank Llyods mengirim uang ke akun yang salah. Sang janda pun kebingungan karena tak ada pendampingan dari bank.

"Permintaan terakhir suami saya adalah agar saya mengirim putra dan putrinya masing-masing USD 20 ribu, karena mereka sangat butuh bantuan finansial," jelas wanita yang bekerja paruh waktu sebagai guru sekolah kebutuhan khusus.

Pihak New York Post pun membantu menelusuri ke Bank Chase dan mengkonfirmasi bahwa memang ada salah transfer. Bank Lloyd pun tidak menyegerakan memberi respons.

"Kelakuan bank dalam masalah ini begitu memalukan," tulis kolomnis bisnis New York Post John Crudele seraya pun berjanji akan terus menelusuri kasus ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tips Hindari Kejahatan Skimming Kartu ATM

Masih terkait ATM, kasus duplikasi kartu (skimming) pada sejumlah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik perbankan nasional kembali mencuat. Untuk menghindari ini, ada tips yang harus diketahui masyarakat selaku konsumen bank.

Seperti diungkapkan Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero), Rohan Hafas. Dia  berbagi tips agar nasabah tidak sampai menjadi korban skimming.

"Antisipasi skimming paling bagus, kami imbau para nasabah pakailah fitur yang sudah lama ada yaitu notifikasi," kata Rohan saat ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin, 19 Maret 2018. 

Menurut dia, dengan mengaktifkan fitur notifikasi pesan singkat misalnya, maka semua jenis transaksi yang terjadi bisa langsung diketahui oleh nasabah.

"Kalau ada pengambilan bisa dilihat sendiri oleh nasabah jumlahnya berapa, ada pengambilan atau pemasukan dana itu ada notifikasi yang diterima di SMS, itu paling bagus," dia menjelaskan.

Dengan mengaktifkan fitur tersebut, Rohan mengkaim semua jenis transaksi yang tidak dilakukan oleh nasabah akan langsung terinfo dengan cepat.

"Begitu narik, enggak sampai satu menit itu langsung ada notifikasi ke HP kita bahwa ada pengurangan dan atau penambahan dana ke rekening kita, itu yang paling bagus," dia melanjutkan.

Meski terbilang kolot, pengaktifan fitur notifikasi tersebut dinilai paling ampuh untuk mencegah nasabah menjadi korban skimming.

Skimming adalah tindakan pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit atau debit secara ilegal. Skimmingadalah salah satu jenis penipuan yang masuk ke dalam metode phishing.

Modus kejahatan kelompok penguras uang nasabah ini adalah menggunakan kartu ATM yang sudah digandakan atau di-skimming oleh kelompok hacker. Dengan kartu ATM palsu tersebut, pelaku pun leluasa menguras uang pemilik rekening melalui penarikan tunai, pembelian debet, dan penukaran valuta asing (Valas).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.