Sukses

Sri Mulyani: Indonesia Harus Bisa Ambil Untung dari Perang Dagang

Dengan adanya perang dagang tersebut diprediksi akan ada banyak investor yang akan membawa kabur investasinya dari negeri tirai bambu.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak pihak menilai Indonesia bisa memperoleh keuntungan jika jeli melihat peluang yang terjadi efek adanya trade war atau perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Menteri Keuangan, Sri Mulyani salah satunya.

Menurutnya, Indonesia memiliki peluang untuk memperoleh peluang untuk mendapat keuntungan dari perang dagang dan tentunya harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Apalagi, dengan adanya perang dagang tersebut diprediksi akan ada banyak investor yang akan membawa kabur investasinya dari negeri tirai bambu dan mengalihkannya ke negara-negara berkembang seperti Indonesia.

"Potensi itu sangat ada, harus dimanfaatkan," kata Menkeu Sri Mulyani saat ditemui di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Jakarta, Senin (17/12/2018).

Oleh karena itu, dia berharap semua sektor dapat memaksimalkan kinerjanya agar dapat mengambil kesempatan emas tersebut.

"Kita harapkan seluruh sektoral meningkatkan kemampuan kita untuk mengambil manfaat dari perang dagang ini. Apakah manufaktur, untuk menarik capital dari luar maupun pusat ekspor," tuutpnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3 Sektor

Sebelumnya, Indonesia berpeluang besar untuk memperoleh keuntungan dari trade war atau perang dagang yang saat ini tengah terjadi antara Amerika Serikat (AS) dengan China atau Tiongkok. Potensi keuntungan terbesar ada di 3 sektor yaitu IT, otomotif, dan garmen

Chief Economist and Invesment Strategies PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan menyebutkan isu perang dagang antara Amerika Serikat dan mitra-mitranya masih akan mewarnai perjalanan tahun 2019. Namun pasar finansial global telah memperhitungkan dampak terburuk dari perang dagang terhadap ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan laba korporasi.

"Satu hal yang menarik, perang dagang membuat kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, berpeluang menjadi pihak yang diuntungkan, karena korporasi global yang tadinya berpusat di China bisa saja mendiversifikasikan bisnisnya ke luar China. Sektor-sektor berpotensi diantaranya adalah IT, otomotif, dan garmen,” Kata dia dalam sebuah acara diskusi di kantornya, Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Dia menegaskan Indonesia berpeluang untuk mendapatkan keuntungan dari perang dagang ini sebab upah pekerja di RI terbilang murah dibanding negara lain. Pasalnya, saat ini banyak perusahaan yang ingin keluar dari negeri tirai bambu tersebut.

"Sebagian perusahaan - perusahaan global akan mengalihkan tempat produksinya dari China ke negara - negara lain," dia menambahkan.

Murahnya upah tersebut disinyalir dapat menjadi daya tarik dan akan membuat banyak pihak produsen mengalihkan tempat produksinya ke Indonesia.

Namun demikian tidak berarti hanya upah murah saja yang harus menjadi daya tarik Indonesia dimata para pengusaha tersebut. Sektor lain pun harus tumbuh meyakinkan agar dapat menambah daya pikat RI di mata dunia.

"Yang harus dilakukan adalah oke upah kita murah, tapi kita juga harus membuat negara kita lebih menarik di berbagai hal, antara lain adalah logistik misalnya." ujarnya.

Selain itu, kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EoDB) harus lebih ditingkatkan. "EoDB kita memang sudah meningkat peringkatnya jadi lumayan, cuma masih banyak PR nya. kalau PR PR itu dikerjakan dan diselesaikan maka Indonesia berpeluang sangat besar untuk mendapat keuntungan dari perang dagang ini," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.