Sukses

2 Jalan Baru Ini Bantu Urai Kemacetan di Banda Aceh

Total biaya konstruksi kedua pembangunan jalan di Aceh tersebut sebesar Rp 272 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan dua jalan penghubung baru di Banda Aceh, yakni Fly Over Simpang Surabaya dan Underpass Beurawe.

Mengutip laporan data Kementerian PUPR, Fly Over Simpang Surabaya memiliki panjang 881 meter dengan lebar 16,5 meter untuk empat lajur dan dua arah. Sementara Underpass Beurawe memiliki panjang 202 meter, lebar 10,4 meter untuk dua lajur dua arah.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR, Sugiyartanto mengatakan, dengan ada fly over atau jalan layang dan underpass ini sangat membantu mengurangi masalah kemacetan Kota Banda Aceh.

"Kota Banda Aceh saat ini sedang bertransformasi dari kota besar menuju kota metropolitan. Akibatnya, terjadi peningkatan jumlah frekuensi penggunaan kendaraan. Dengan adanya fly over dan underpass ini tentunya akan mengurangi tingkat kemacetan," tutur dia lewat keterangan tertulis, Senin (17/12/2018).

 

 

Adapun total biaya konstruksi kedua proyek tersebut sebesar Rp 272 miliar yang bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun 2015-2018.

Fly Over Simpang Surabaya dan Underpass Beurawe sendiri terletak di poros utama Jalan Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Pusat Kota Banda Aceh dengan Sigli, Lhokseumawe hingga Medan. 

Selain itu, kedua jalan baru ini juga merupakan penghubung antara Jalan Lintas Timur Sumatera dengan Pelabuhan Malahayati yang merupakan kawasan pengembangan strategis. Sebelumnya, dari pusat Kota Banda Aceh ke Bandara Sultan Iskandar Muda bisa mencapai 1 jam, namun kini bisa ditempuh dalam 20 menit saja. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selesaikan Pembangunan Fasilitas Umum dan Sosial

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaporkan telah merampungkan proses rehabilitasi dan rekonstruksi sejumlah fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang mengalami kerusakan pasca bencana gempa bumi di Aceh pada 7 Desember 2016. 

Fasos dan fasum dimaksud meliputi 20 sekolah permanen di Kabupaten Pidie Jaya dan Bireuen, Masjid At-Taqarrub, Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah, Pasar Ule Glee dan RSUD Kabupaten Pidie Jaya.

Rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur tersebut dilaksanakan berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada Jumat,14 Desember 2018, beberapa fasos dan fasum turut diresmikan oleh Jokowi, antara lain Masjid At-Taqarub dan Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah.

Masjid At-Taqarrub yang berada di Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, telah rampung sejak Juni 2018.

Peletakan batu pertama pembangunan Masjid At-Taqarrub dilakukan Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada 15 Desember 2016.

"Kita bisa lihat bahwa masjid sudah diperbaiki dan sudah digunakan oleh masyarakat sejak bulan Ramadhan 2018 silam," ujar Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Senin 17 Desember 2018.

Masjid dua lantai tersebut dibangun Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya di atas tanah seluas 5.796 m2 dengan luas bangunan 4.730 m2 dengan anggaran Rp 30,93 miliar. Masjid dilengkapi fasilitas ruang wudhu pria dan wanita, perpustakaan, kantor sekretariat, ruang imam, ruang bilal, ruang rapat dan dapat menampung 1.600 jamaah.

IAI Al Aziziyah yang mengalami kerusakan juga telah dibangun dan  berfungsi kembali. IAI Al-Aziziyah memiliki 4 lantai dan 1 basemen yang dapat menampung 324 orang mahasiswa. 

Konstruksi juga dilakukan pada bangunan Pasar Ule Glee di Kabupaten Pidie Jaya. Pasar satu lantai tersebut kini memiliki fasilitas meja pasar 23 unit, meja pasar daging 23 unit, dan 4 unit kamar mandi. Dengan fasilitas yang lebih baik dan representatif, diharapkan menghidupkan geliat perekonomian masyarakat. 

Biaya pembangunan Masjid At-Taqarrub, IAI Al-Aziziyah dan Pasar Ule Glee menggunakan anggaran APBN Kementerian PUPR tahun 2017-2018 dengan total sebesar Rp 56,14 miliar.  

Selain ketiga infrastruktur tersebut, Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan rekonstruksi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya yang mengalami rusak akibat gempa bumi. Fasilitas yang dibangun diantaranya instalasi gawat darurat, poliklinik dan ruang gas medik. Pembangunan menggunakan APBN TA 2017-2018 senilai Rp 21,14 miliar sejak 30 November 2017 hingga 27 Juli 2018. 

Sedangkan untuk menggantikan bangunan sekolah yang rusak, Kementerian PUPR pun telah membangun 20 sekolah permanen di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Bireuen. 

Pembangunan menggunakan anggaran tahun 2017 dengan nilai kontrak Rp 55,15 milar. Konstruksi sekolah menggunakan teknologi teknologi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang dikembangkan Balitbang dan dikenal sebagai bangunan tahan gempa.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.