Sukses

Menteri Bambang: Tak Harus Punya Gelar Sarjana Buat Jadi Orang Kaya

Salah satu orang terkaya di dunia seperti Bill Gates tidak menjadi sarjana untuk memiliki kekayaan melimpah.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia harus mampu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing melalui pendidikan. Dia meminta, setiap lulusan sarjana Ataupun SMK tak hanya lulus dengan nilai baik tetapi juga dibekali skill dan kreatifitas yang mumpuni.

"Bagaimana sekarang SDM kita tidak sekedar lulus sekolah sekedar dengan nilai IPK yang baik, tapi adalah masuk ke pasar kerja. Dan dia bisa ikut terlibat atau tetap mempunyai kreatifitas sehingga keluar dengan ide-idenya," ujarnya di Kantor Bappenas, Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Bambang mencontohkan, salah satu orang terkaya di dunia seperti Bill Gates tidak menjadi sarjana untuk memiliki kekayaan melimpah. Namun, Bill Gates memiliki kreatifitas mengembangkan ide-ide yang tidak dimiliki orang lain sehingga menghasilkan suatu produk yabg dibutuhkan pasar.

"Boleh dibilang kreatifitas dalam produk development itu lebih diutamakan daripada gelarnya. Sehingga banyak sekali pemilik sampai pimpinan dari perusahaan IT bahkan tidak punya gelar. Yang paling jelas kan Bill gates. Bill Gates itu kalah sama bapak ibu di sini," ujarnya.

"Dia enggak punya sarjana, tapi dia orang terkaya di dunia. Nah jadi artinya message nya bukan jangan lah selesai sarjana supaya bisa jadi orang terkaya di dunia. Bukan itu messagenya, tapi kreatifitas itu yang harus terus dipupuk," sambungnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penelitian dan Pengembangan Berjalan Seiring

Menteri Bambang melanjutkan, di sekolah maupun diperguruan tinggi memang diajarkan untuk selalu melakukan penelitian atau research. Berbarengan dengan reserach itu, maka harus ada yang namanya pengembangan atau development hingga memunculkan suatu produk.

"Ilmuwan memang diperlukan tapi untuk pengembangan industri RND atau research and development, kenapa enggak cuma R doang, karena riset itu memerlukan belum sampai pada sesuatu yang dijadikan produk. Makanya perlu D, di tingkat development inilah sarjana yang sudah bekerja bisa terlibat," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.