Sukses

Dirut BJB Ahmad Irfan Dicopot, BEI Minta Penjelasan

Keputusan pemberhentian Ahmad Irfan dari posisi Dirut Bank BJB disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada hari Selasa.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan terkait pencopotan Ahmad Irfan selaku Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, BEI sudah meminta penjelasan kepada pengurus Bank BJB mengenai pencopotan tersebut.

"Jadi yang kami harapkan adalah pada saat ada informasi itu (pencopotan), sepertinya perseroan sudah sampaikan ke kami," ucapnya di Gedung BEI, Rabu (12/12/2018).

Nyoman mengetahui, Ahmad Irfan diberhentikan dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Bank BJB dari pemberitaan di media massa. "Berkat berita yang ada, kami sudah coba klarifikasi untuk dapat respons," ujarnya.

Ketika ditanya mengenai apakah ada prosedur BEI yang dilanggar dalam proses pencopotan itu, Nyoman masih menunggu penjelasan dari pengurus Bank BJB. "Ya kami lihat dulu jawabannya," kata dia.

Nyoman pun tidak menampik kemungkinan BEI memanggil manajemen Bank BJB untuk dimintai penjelasan terkait persoalan ini.

"Setelah itu tentunya kembali lagi secara umum kami lakukan evaluasi dan dalam hal ada sesuatu yang perlu kami bimbing ya kami lakukan pemanggilan. Jadi dari bursa sudah mintakan penjelasan background itu sudah mulai," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

RUPSLB

Sebagai informasi, keputusan pemberhentian Ahmad Irfan dari posisinya, telah disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan yang diselenggarakan pada hari Selasa (11/12/2018).

Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil selaku pemegang saham mayoritas di Perseroan mengungkapkan alasan kenapa Bank BJB membutuhkan sosok pemimpin baru.

"Di negara lain pembangunan itu gak hanya dari APBD, (juga) pinjam dari bank, mumpung kita punya bank sendiri yang didirikan sesuai visi misi daerah, jangan kehilangan khitahnya karena asik yang positif, lupa ada kebutuhan kita. Daerah masih miskin, infrastruktur masih jelek,” tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.