Sukses

Penyaluran KUR BRI Berhasil Meningkatkan Ekonomi Pelaku Usaha Mikro

KUR BRI berhasil bikin 2,15 juta pelaku usaha mikro “naik kelas”.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Darmin Nasution, mengatakan bahwa pemerintah berencana menambah anggaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2019. Tahun ini, anggaran KUR tercatat sebesar Rp 123 triliun dan akan ditingkatkan menjadi Rp 140 triliun tahun depan. 

Bank BRI sebagai bank terbesar penyalur KUR, menyambut baik wacana tersebut. Pasalnya, KUR telah memberikan dampak positif terhadap ekonomi kerakyatan di Indonesia. Melalui penyaluran KUR BRI, sepanjang 2016-2018 tercatat 2,15 juta debitur dengan total pinjaman mencapai Rp 52,69 triliun yang berhasil 'naik kelas'.

Perseroan memberikan beberapa definisi nasabah kategori 'naik kelas'. Pertama, awalnya berstatus unbankable kemudian menjadi bankable dan berhak mendapat pinjaman Kupedes setelah memperoleh pinjaman KUR.

Definisi kedua adalah debitur yang melunasi pinjaman KUR sebelumnya dan mendapatkan plafon lebih tinggi. Ketiga, debitur yang melunasi KUR mikro dan 'naik kelas' mendapatkan KUR kecil.

Secara volume, KUR yang dimanfaatkan untuk 'naik kelas' pada 2016 saja sebesar Rp 7,09 triliun. Angka ini terbagi untuk nasabah yang mendapatkan plafon lebih tinggi sebesar Rp 4,52 triliun dan nasabah yang memperoleh pinjaman Kupeder sejumlah Rp 2,57 triliun.

Pada 2017, total volume yang digunakan nasabah 'naik kelas' tumbuh signifikan menjadi Rp 24,05 triliun. Terbagi sebesar Rp 14,65 triliun untuk peraih plafon lebih tinggi dan Rp 9,4 triliun untuk yang mendapatkan Kupedes.

Tahun ini, volumenya menjadi Rp 21,54 triliun. Pembagiannya, sebesar Rp 13,54 triliun untuk nasabah yang berhak mendapatkan plafon lebih tinggi dan Rp 8,01 triliun untuk mendapatkan Kupedes.

Selain dua skema KUR terdahulu, sejak November 2015 disalurkan pula KUR Penempatan TKI dengan plafon maksimum sebesar Rp 25 juta dan subsidi bunga sebesar 12 persen. BRI juga mendapat amanah sebagai Bank Penyalur KUR Penempatan TKI dengan total Rp 437,6 miliar sejak 2011 hingga 2018.

Pada 2017, volume KUR TKI mencapai Rp 138,9 miliar dan naik menjadi Rp 199,5 miliar pada 2018. Kinerja penyaluran sejak 2011 hingga 2018 dimanfaatkan oleh debitur yang totalnya mencapai 35,187 orang.

Kinerja penerima setahun terakhir terlihat dari jumlah debitur 10.755 nasabah pada 2017 dan naik menjadi 14.919 nasabah. Perseroan juga tidak lupa menyelesaikan paket pelatihan dengan total 63 paket pelatihan yang diikuti 1.575 tenaga kerja migran.

Sesuai dengan kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan porsi pembiayaan KUR ke sektor-sektor produktif, KUR BRI juga terbukti berhasil memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi debitur-debitur KUR BRI di sektor produktif. Adapun sektor produktif ini antara lain pertanian, perburuan, kehutanan. kelautan & perikanan, industri pengolahan, kosntruksi, dan jasa produksi.

Dari hasil kajian tersebut, KUR BRI terbukti memberikan kontribusi bagi perekonomian rakyat melalui peningkatan aset, omset usaha, dan pendapatan para pelaku usaha mikro dan kecil. Setelah menerima KUR BRI, para pelaku usaha mengalami peningkatan aset sebesar 67 persen, kenaikan omset 62 persen, dan kenaikan pendapatan naik 57 persen.

Pertumbuhan rata-rata jumlah aset nasabah tercatat berhasil tumbuh dari sekitar Rp 498 juta menjadi Rp 834 juta. Rata-rata omset nasabah KUR juga mengalami kenaikan dari Rp 22,3 juta menjadi Rp 36,2 juta setiap bulan. Begitu juga dengan pendapatan yang naik dari Rp 8,193 juta menjadi Rp12,9 juta setelah mendapatkan pinjaman KUR.

Dengan meningkatnya pendapatan, para pelaku usaha yang menerima KUR juga mampu membiayai lebih banyak pengeluaran mereka. Untuk keperluan pendidikan naik 18 persen, kesehatan tumbuh 27 persen, dan untuk kategori sosial juga meningkat 42 persen.

Kajian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan, pengeluaran per bulan dari nasabah KUR juga naik dari Rp 4 juta menjadi Rp5,4 juta setelah mendapatkan pinjaman KUR. Selain itu, dampak penyaluran KUR untuk mendukung pendidikan terlihat dari peningkatan pengeluaran pendidikan per bulan yang naik dari Rp 513.147  menjadi Rp 603.414.

Kemudian, kenaikan juga terjadi pada kemampuan pengeluaran kesehatan per bulan nasabah KUR. Nilainya tercatat naik dari Rp114.585 menjadi Rp145.366 setelah mendapatkan pinjaman KUR BRI. Rata-rata pengeluaran sosial nasabah per bulan juga naik dari Rp 233.185 menjadi Rp 330.916.

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.