Sukses

Syarat Miliki Hunian Subsidi di Pinggir Stasiun dengan Cicilan Rp 2,5 Juta

Selain Perumnas, inisiasi pembangunan hunian TOD turut digalakan BUMN lain di dua stasiun.

Liputan6.com, Jakarta PT Perumnas (Persero) selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini tengah memulai proyek pembangunan Rumah Susun (Rusun) berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di pinggir Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan.

Nantinya, di tempat itu sebesar 30 persen hunian disediakan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang bisa mendapatkannya seharga Rp 250 juta per unit.

Lantas, bagaimana cara membeli satu unit hunian tersebut?

Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis Perumnas Galih Prahananto menyebutkan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi calon pembeli guna memiliki hunian yang telah disubsidi lewat skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tersebut.

"Syaratnya, pertama belum punya rumah. Itu harus dilengkapi surat keterangan dari pihak berwenang. Selain itu, penghasilan (calon pembeli) tidak boleh lebih dari Rp 7 juta per bulan," jelas dia di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Senin (10/12/2018).

Dia menambahkan, MBR pun bisa membeli satu unit hunian dengan uang muka yang ringan.

"Kalau Rusunami saya kira jelas, dia berhak uang muka cuma 1 persen. Coba bayangkan, kita jual Rp 250 juta, kredit cuma Rp 2,5 juta. Ngumpulin duit sama pacar bisa dapet, abis itu dicicil 20 tahun," papar dia.

Selain Perumnas, inisiasi pembangunan hunian TOD ini turut digalakan BUMN lain di dua stasiun. Antara lain, PT Hutama Karya (Persero) di Stasiun Jurangmangu dan PT Adhi Karya (Persero) di Stasiun Cisauk.

Secara harga, satu unit rusun MBR seluas 21,9 meter persegi milik Perumnas di Stasiun Rawa Buntu dibanderol harga terendah Rp 250 juta.

Sementara untuk di Stasiun Jurangmangu, rusun MBR ditawarkan dengan nominal harga Rp 8 juta per meter persegi dengan luas 32 meter persegi, atau sekitar Rp 256 juta per unit.

Sedangkan harga tawar termurah ditawarkan Adhi Karya di rusun MBR Stasiun Cisauk. Meski belum disebutkan berapa ukuran besarnya, hunian ini ditawarkan sekitar Rp 7,3 juta per meter persegi.

Menurut informasi yang diberikan Galih, rusun Stasiun Rawa Buntu ditargetkan rampung 2020. Sedangkan untuk di Stasiun Cisauk selesai 2021, dan di Stasiun Jurangmangu pada 2022.

Galih lanjut menekankan, masyarakat MBR yang hendak membeli hunian di kawasan tersebut harus menggunakannya untuk kepentingan pribadi, tidak boleh dibisniskan.

"Jadi yang tinggal di sana ya hanya yang memang benar-benar butuh. Kita bisa ambil lagi inti itu kalau ternyata yang tinggal bukan pemilik asli," tegas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemerintah Sediakan Rusun Subsidi Tambahan di Stasiun Rawa Buntu

PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama PT Perumnas (Persero), PT Hutama Karya (Persero) dan PT Adhi Karya (Persero) saling bersinergi bangun rumah susun (Rusun) berkonsep Transit Oriented Development (TOD) yang terletak di tepian tiga stasiun KRL Jabodetabek, yakni Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Jurangmangu dan Stasiun Cisauk.

Pembangunan rusun ini juga kelak dapat dibeli oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang sehari-harinya aktif melakukan kegiatan komuter menggunakan transportasi publik seperti KRL dari dan ke tempat kerjanya.

"Kita berharap, masyarakat bisa memanfaatkan public transport sehingga bisa mengurangi kendaraan pribadi, mengurangi kemacetan lalu lintas, maupun polusi. Yang paling utama, masyarakat kita bisa mendapatkan hunian yang nyaman dan memadai, dan harganya terjangkau," ungkap Menteri BUMN Rini Soemarno di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Senin (10/12/2018).

Rini menambahkan, pembangunan rumah susun di tepi stasiun tersebut juga turut mempertimbangkan faktor tersedianya hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

"Sekarang ini di dua titik yakni Stasiun Jurangmanggu dan Rawa Buntu, kedua TOD ini 25 persennya untuk MBR," sambung dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.