Sukses

Harus Ada Pemikiran Kreatif Buat Hadapi Revolusi Industri 4.0

Adanya revolusi industri 4.0 ini memungkin manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak.

Liputan6.com, Jakarta - Era Revolusi Industri 4.0 atau disebut juga dengan Generasi Keempat ditandai dengan kemunculan supercomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi. Adanya revolusi industri 4.0 ini memungkin manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak.

Kepala Asosiasi Ilmu Administrasi Bisnis (AIABI) Urip Santoso mengungkapkan, bahwa generasi milenial tak perlu takut dengan Era Revolusi Industri 4.0 yang kini harus mereka hadapi. Alasannya, Industri 4.0 tidak akan sepenuhnya mengenyahkan tenaga kerja manusia.

"Namun, tentu saja. Untuk bisa bertahan di revolusi industri 4.0 hanya mereka yang berkualifikasi tertentu," jelas dia dalam seminar Masa Depan Bisnis Kreatif di Era Revolusi Industri 4.0, seperti dikutip Senin (10/12/2018). 

Founder & CEO Value Allignment Innovation and Technology Advisory (Vtech) Riri Satria menambahkan, kompetisi tidak hanya dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga kemampuan berpikir kreatif, keluar dari kotak-kotak belenggu, transformasional, dan berani membuat terobosan.

Oleh karena itu, ekonomi kreatif harus diterapkan di Indonesia. "Kini di Indonesia pun sudah banyak generasi muda yang memiliki pekerjaan yang sebelumnya tidak kenal dan jarang terdengar seperti game programmer, social media consultant, bahkan cybersecretary," kata dia. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pendekatan 5C

Founder Komunitas TDA Badroni Yuzirman mengatakan, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi revolusi industri adalah melalui Komunitas dengan Pendekatan 5C (Connect, Cocncern, Co-create, Commerce, and Contribute).

5C ini harus juga tertanam pada generasi millenial untuk dapat bertahan dan memberdayakan sumber daya manusia dan tidak tergantikan oleh mesin-mesin canggih.

Untuk diketahui, Institut Stiami menggelar Seminar Nasional Digitalpreneur dengan tema “Masa Depan Bisnis Kreatif di Era Revolusi Industri 4.0 ditinjau dari Kebijakan Sektor Publik, Bisnis dan Perpajakan".

Institut Stiami berharap dengan adanya Seminar Nasional Digitalpreneur ini dapat memberikan manfaat dan ilmu pengetahun dalam menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 serta memberikan inspirasi agar dapat memberikan kontribusi kepada Indonesia dengan membangun Ekonomi Kreatif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.