Sukses

Miris, Begini Perbandingan Gaji Guru PNS dan Honorer

Guru honorer meminta pemerintah untuk memperhatikan nasib mereka. Salah satunya soal besaran gaji bulan yang diterima selama ini.

Liputan6.com, Jakarta - Guru honorer meminta pemerintah untuk memperhatikan nasib mereka. Salah satunya soal besaran gaji bulan yang diterima selama ini.

Ketua PB PGRI, Didi Suprijadi mengatakan, besaran gaji yang diterima oleh guru honorer dan guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) jauh berbeda. Sebagai gambaran, guru PNS di DKI Jakarta bisa membawa pulang uang hingga Rp 15 juta per bulan.‎

"Gaji guru di Jakarta bisa sampai Rp 15 juta, pendapatan seluruhnya. Jadi gaji pokok Rp 5 juta untuk golongan 4. Kemudian ditambah dana sertifikasi sebesar satu kali gaji. Ditambah lagi TKD (tunjangan kinerja daerah (TKD) rata-rata Rp 7 juta, kalau kepala sekolah malah bisa Rp 18 juta," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (25/11/2018).

Namun, lanjut Didi, pendapatan sebesar itu hanya dirasakan oleh guru berstatus PNS, yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan guru honorer.‎

"Sekarang guru itu Rp 10 juta sudah dapat, gaji pokok dengan sertifikasi. Tapi itu cuma PNS yang dapat sertifikasi, jumlahnya cuma 1,5 juta orang. Kalau honorer, dari 4 juta guru yang ada, separuhnya itu honorer," ungkap dia.

Sedangkan nasib guru honorer tidak seberuntung guru PNS. Guru honorer, khususnya di daerah hanya menerima gaji rata-rata Rp 500 ribu per bulan.

"(Gaji sesuai dengan UMP) Harusnya. Guru ini kan penentu kemajuan bangsa. Maka sejahterakan gurunya. Anggaran (pendidikan) 20 persen (dari APBN) itu tadinya untuk guru, bukan untuk fungsi pendidikan lain," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3 Ciri Guru Profesional Menurut Mendikbud

 Hari Guru Nasional 2018 menjadi waktu yang tepat untuk lebih menyadari peran guru sebagai seorang pendidik yang profesional. Hal ini karena sekalipun zaman berubah, mereka masih dibutuhkan guna menanamkan nilai-nilai positif pada anak didiknya.

Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy dalam pidatonya mengenai Hari Guru Nasional 2018. Dikutip dari laman resmi kemdikbud.go.id pada Minggu (25/11/2018).

Muhadjir mengatakan, paling tidak ada tiga ciri guru profesional yang harus dimiliki oleh para guru saat ini. Yang pertama, dia harus memenuhi kompetensi dan keahlian inti sebagai pendidik.

"Perubahan zaman mendorong guru agar dapat menghadirkan pembelajaran abad XXI, yaitu menyiapkan peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, inovatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi," ujar Muhadjir. 

Guru harus saling membantu rekan sejawat

Kedua, guru juga hendaknya membangun kesejawatan. Bersama rekan-rekannya, guru harus terus belajar, mengembangkan diri, dan meningkatkan kecakapan untuk mengikuti laju perubahan zaman.

"Jiwa korsa guru harus senantiasa dipupuk agar dapat saling membantu dan mengontrol satu sama lain," tambahnya.

Yang ketiga, guru juga harus mampu merawat jiwa sosialnya. Menurut Muhadjir, guru Indonesia adalah para pejuang pendidikan yang sesungguhnya, yang menjalankan peran, tugas, dan tanggung jawab mulia sebagai panggilan jiwa.

"Dengan segalah tantangan dan hambatan, para guru Indonesia berada di garda terdepan dalam pencerdasan kehidupan bangsa," kata Muhadjir dalam pernyataan tersebut.

Adapun, tema peringatan Hari Guru Nasional 2018 adalah "Meningkatkan Profesionalisme Guru Menuju Pendidikan Abad XXI". Tema ini dipilih mengingat tantangan pendidikan di abad ini semakin berat.

Guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan perkembangan zaman.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.