Sukses

Suku Bunga Acuan BI Jadi 6 Persen, IHSG Melonjak 69,12 Poin

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di tengah rilis Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 day repo rate menjadi 6 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di tengah rilis Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 day repo rate menjadi 6 persen.

Berdasarkan data RTI, Kamis (15/11/2018), pukul 14.38 WIB, IHSG menguat 69,12 poin atau 1,19 persen ke posisi 5.927,90. Indeks saham LQ45 menguat 1,62 persen ke posisi 940,85.

Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau. Sebanyak 203 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 167 saham melemah dan 132 saham diam di tempat.

Pada sesi kedua, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.931,86 dan terendah 5.880,21. Transaksi perdagangan saham cukup ramai.

Total frekuensi perdagangan saham 311.327 kali dengan volume perdagangan 9,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,4 triliun. Investor asing beli saham Rp 477,57 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.792.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham tambang melemah 0,35 persen. Sektor saham infrastruktur menguat 2,99 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri mendaki 2,41 persen dan sektor saham barang konsumsi menanjak 1,6 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham SURE meroket 24,67 persen ke posisi Rp 2.350 per saham, saham GIAA melonjak 22 persen ke posisi Rp 246 per saham, dan saham GLOB menanjak 14,61 persen ke posisi Rp 204 per saham.

Sementara itu, saham AKPI melemah 22,22 persen ke posisi Rp 700 per saham, saham APEX tergelincir 12,14 persen ke posisi Rp 1.520 per saham, dan saham PRIM turun 8,56 persen ke posisi Rp 855 per saham.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG menguat didorong respons pelaku pasar terhadap langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 day repo rate menjadi enam persen. Ini untuk menjaga rupiah serta merespons melebarnya defisit neraca perdagangan per Oktober 2018 sebesar USD 1,82 miliar.

"Adapun langkah BI dalam menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi enam persen sangat diapresiasi oleh para pelaku pasar," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan dari sentimen eksternal, meredanya sentimen perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok juga pengaruhi IHSG.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) November 2018 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. Bank Indonesia juga menaikkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen dan Lending Facility menjadi 6,75 persen.

"Rapat Dewan Gubernur BI pada 14-15 November 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day repo rate 25 bps menjadi 6 persen " ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, di Kantor BI, Jakarta, Kamis 15 November 2018.

Perry menyebutkan keputusan menaikkan suku bunga acuan tersebut sebagai langah lanjutan Bank Indonesia untuk memperkuat upaya menurunkan defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) ke dalam batas yang aman.

"Dan menambah daya tarik pasar keuangan Indonesia," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.