Sukses

Rupiah Lanjutkan Penguatan, IHSG Justru Melemah 14,53 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bervariasi tapi cenderung melemah pada sesi pertama.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bervariasi tapi cenderung melemah pada sesi pertama perdagangan saham Rabu pekan ini. Padahal nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat.

Pada penutupan sesi pertama, Rabu (7/11/2018), IHSG melemah 14,53 poin atau 0,25 persen ke posisi 5.909,39. Indeks saham LQ45 susut 0,43 persen ke posisi 940,89. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 173 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 161 saham melemah dan 127 saham diam di tempat. Pada sesi I, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.947,60 dan terendah 5.902,75.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 201.217 kali dengan volume perdagangan 5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,9 triliun. Investor asing beli saham Rp 168,02 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 14.751.

Sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham aneka industri naik 1,32 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi menanjak 0,88 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,33 persen.

Sedangkan sektor saham barang konsumsi melemah 1,05 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham keuangan merosot 0,58 persen dan sektor saham manufaktur tergelincir 0,36 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham NUSA mendaki 24,69 persen ke posisi Rp 202 per saham, saham SOSS menanjak 24,40 persen ke posisi Rp 515 per saham, dan saham DIGI menanjak 22,87 persen.

Sementara itu, saham-saham yang tergelincir antara lain saham SATU merosot 24,81 persen ke posisi Rp 200 per saham, saham YPAS tergelincir 24,69 persen ke posisi Rp 482 per saham, dan saham TAMU terpangkas 13,13 persen ke posisi Rp 1.885 per saham.

Sebagian besar bursa saham Asia menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,21 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,01 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,49 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai menguat 0,42 persen, indeks saham Singapura mendaki 0,74 persen, dan indeks saham Taiwan menguat 0,65 persen. Sedangkan indeks saham Thailand melemah 0,20 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Menguat di Awal Sesi Perdagangan

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali lanjutkan penguatan pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Analis memperkirakan gerak IHSG pada hari ini bakal tertekan.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu 7 November 2018, IHSG naik 18,29 poin atau 0,31 persen ke posisi 5.942,22. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG melanjutkan penguatan dengan naik 18,08 poin atau 0,34 persen ke posisi 5.944,28.

Indeks saham LQ45 menguat 0,40 persen ke posisi 949,07. Seluruh indeks saham acuan menguat.

Sebanyak 128 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sebanyak 24 saham melemah dan 78 saham diam di tempat.

Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.947,60 dan terendah 5.940,39. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 78.386 kali dengan volume perdagangan saham 528 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 306 miliar.

Investor asing jual saham Rp 3 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.774.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham aneka industri yang melemah 0,39 persen dan sektor saham infrastruktur yang turun 0,16 persen.

Sedangkan sektor saham kontruksi menanjak 0,63 persen dan mencatatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham perkebunan naik 0,45 persen, dan sektor saham perdagangan menguat 0,37 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham SOSS naik 24,40 persen ke posisi Rp 515 per saham, saham MTSM mendaki 22,2 persen ke posisi Rp 154 per saham, dan saham TOBA menanjak 6,44 persen ke posisi Rp 1.900 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham SATU merosot 14,29 persen ke posisi Rp 228 per saham, saham PGLI tergelincir 8,93 persen ke posisi Rp 204 per saham, dan saham TAMU terpangkas 6,91 persen ke posisi Rp 2.020 per saham.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.