Sukses

Penyalur LNG Minta Pemerintah Turunkan Harga Gas

Harga yang tinggi menyulitkan konsumen gas alam cair di tingkat domestik.

Liputan6.com, Jakarta - PT Lara's Ngarso Gede (Laras Energy), penyalur gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) menyatakan bahwa harga LNG yang didapatkan perusahaan dari hulu masih terlampau tinggi. Hal itu menyebabkan nilai jual kepada pihak konsumen mahal, sehingga menyulitkan konsumsi gas alam cair di tingkat domestik.

Adapun LNG yang dibawa perseroan berasal dari Kilang Tangguh di Papua dengan harga sekitar USD 8 per MMBTU. Harga jual kepada konsumen pun kemudian melambung jadi USD 20-21 per MMBTU, lantaran adanya ongkos transportasi yang harus ditanggung penyalur.

Direktur Utama Laras Energy Andy Jaya Hermawan mengatakan, harga akhir yang mahal tersebut membuat banyak pelaku industri lokal yang belum tertarik untuk coba menggunakan gas alam cair.

"Harapannya orang-orang kan kalau mereka pakai gas (LNG) bersih murah. Kalau ini kan jatuhnya sama-sama malah cendrung lebih mahal," keluh dia di Jakarta, Kamis (1/11/2018).

"Soalnya harga minyak dunia kan lagi naik. Harapannya ke depan, LNG ini untuk domestik jangan ikut harga untuk ekspor dong," sambungnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masuk ke Industri Properti

Dia menambahkan, komitmen pemerintah melalui SKK Migas untuk memperbesar penggunaan gas alam cair dalam negeri seharusnya turut diselaraskan dengan adanya alokasi harga khusus bagi LNG.

"Menurut saya jangan insentif lah, harga di hulu saja kok. Harga di hulu dan pemerintah diperbaiki, kemudian sediakan fasilitas, sudah selesai," imbuh dia.

Rencana ke depan, Andy melanjutkan, Laras Energy akan coba masuk kirim LNG ke berbagai sektor industri di Tanah Air, salah satunya industri properti.

"Kita maunya ini clusterring untuk properti. Misalnya di suatu area besar, kita buat area untuk regasifikasi, jadi LNG kontainernya kita bawa ke suatu tempat kemudian dari sana kita distribusikan dalam bentuk pipa," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.