Sukses

Menteri Rini Lepas Ekspor Tiga BUMN Senilai USD 5,2 Juta

Menteri BUMN Rini Soemarno mendorong semua BUMN untuk terus berinovasi dan menciptakan produk-produk yang memiliki nilai tambah.

Liputan6.com, Bandung - Menteri BUMN Rini M Soemarno melepas ekspor yang dilakukan tiga BUMN, yaitu PT Bio Farma (Persero), PT Pindad (Persero) dan PT Dahana (Persero).

Bio Farma mengekspor produk farmasinya ke tiga negara. Produk tersebut, yakni finished product vaksin Polio (bOPV-20 dosis) ke Pakistan dan ke Turki, serta vaksin Difteri Tetanus Pertusis (DTP) 10 dosis ke Honduras, Amerika Tengah.

Sementara Pindad mengekspor 7.300 butir munisi kaliber 7.62 x 51 mm dan explosives materials berupa TNT block 225 gram, 500 gram dan 130 gram sebanyak 4.030 unit ke Thailand. Sedangkan Dahana mengekspor 25 ribu bahan peledak ke Port Alma, Queensland, Australia.

"Ekspor kali ini nilainya USD 5,2 juta, ekspornya setara dengan ekspor 74 ribu ton batu bara. Besar sekali kan. Kalau batu bara itu kan tinggal keruk di tanah, tapi kalau ini produk dari industri hilir," kata Rini di Kantor PT Len Industri (Persero), Bandung, Rabu (31/10/2018).

Rini menjelaskan produk yang diekspor melibatkan banyak tenaga kerja saat pembuatannya mencapai 3.500 orang. 

Dia pun mendorong semua BUMN untuk terus berinovasi dan menciptakan produk-produk yang memiliki nilai tambah.

"Tapi itu hanya bisa tercapai kalau sinergi dan komitmen bahwa RI harus mampu buat produk akhir. Saya sudah tekankan itu, 143 BUMN harus bersinergi," tambah Rini.

Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma M. Rahman Roestan mengatakan jika perusahaan sudah lama mengekspor produk vaksin. Bio Farma memulai ekspor perdana pada tahun 1998, satu tahun setelah produk vaksinnya mendapat pra-kualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Selain itu kami juga ada pengiriman bulk (bahan setengah jadi atau intermediate product) Polio ke India," tambah dia.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose menambahkan, perusahaan mulai menggiatkan ekspor ke beberapa negara terhitung mulai 2006.

Ekspor seperti ke Kamboja dan Nigeria untuk senapan serbu, Malaysia dan Australia untuk penanganan huru-hara, Korea Selatan, Singapura, Timor Leste, Filipina untuk amunisi, Laos untuk senjata dan amunisi, dan beberapa negara lainnya di kawasan Asia dengan rata-rata penjualan per tahun di kisaran USD 5 juta.

"Thailand merupakan pelanggan ekspor utama saat ini bagi Pindad sejak tahun 2006 untuk produk amunisi kaliber kecil," ucap dia.

Tahun ini Pindad meningkatkan target ekspor. Perseroan berencana mengekspor pistol G2 Elite untuk Brunei Darussalam, G2 Elite, Senapan Serbu, dan Amunisi untuk Malaysia, Senapan Serbu, Amunisi, dan Senapan Mesin Ringan untuk Filipina, dan amunisi.

Adapula senapan serbu dan rantis komodo untuk Amerika Serikat dengan total prognosa 2018 di kisaran USD 100 juta.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ekspor Dahana

Untuk ekspor bahan peledak, Direktur Utama PT Dahana (Persero) Budi Antono mengaku, ekspor ke Negeri Kanguru ini sebagai upaya menembus pasar pertambangan di Australia. Menurutnya, kemampuan peledak Dahana sudah mampu bersaing di kancah internasional.

“Ekspor bahan peledak Dahana telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu ke Mancanegara. Setelah 2010 ekspor Non Electric Detonator, tahun ini kita akan masuk kembali ke pasar Australia dengan produk Dayagel Extra,” ungkap Budi Antono, Direktur Utama PT Dahana (Persero) disela-sela acara.

Australia sendiri telah lama mengincar produk-produk Dahana, beberapa kali kunjungan telah dilakukan oleh perwakilan Australia ke Kantor Manajemen Pusat (KAMPUS) Dahana. Alhasil saat ini Dahana mendapat kepercayaan memboyong 25.000 Kg bahan peledak yang dikemas dengan bahan pembungkus poliuretan tersebut ke Port Alma Queensland, Australia.

“Dengan banyaknya mitra bisnis dari Australia, kami yakin aka nada peningkatan ekspor bahan peledak di tahun-tahun yang akan datang,” pungkas Budi Antono.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.