Sukses

Gaya Menawan Menteri Susi Saat Berdansa Bareng Xanana Gusmao

Menteri Susi dan Presiden Xanana berdansa merayakan kesuksesan konferensi Our Ocean 2018.

Liputan6.com, Bali - Konferensi Our Ocean 2018 berhasil dilaksanakan di Bali pada 29 sampai 30 Oktober 2018. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merayakannya dengan berdansa bersama Presiden Timor Leste Xanana Gusmao.

Pada video yang diunggah akun resmi Susi, ia berdansa di atas panggung diiringi lagu "Pandangan Pertama" yang dinyanyikan Slank dan Nirina Zubir. Awalnya, Susi terlihat seru berdansa sendiri, lalu Presiden Xanana yang tampil berkemeja putih langsung mengambil inisiatif untuk mengajak dansa.

Keduanya pun memukau hadirin dengan tarian dan spin yang mereka lakukan. Susi yang mengenakan rok midi dan sepatu hak tinggi hitam tampil bagai penari flamenco, ritme langkahnya tidak canggung mengimbangi kepiawaian dansa Presiden Xanana. 

 
 
 
View this post on Instagram

Closing dinner OOC. Terimakasih kepada semua yg telah membantu terselenggaranya OOC 2018 sehingga sukses dan lancar.

A post shared by Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti115) on

Mengenai musik Slank yang dinyanyikan, Susi dan band tersebut memang terkenal dekat. Bimbim pernah diajak Susi untuk kampanye melawan pemburuan ikan hiu yang bertemakan "I Love Hiu." 

Dalam konferensi Our Ocean 2018, Indonesia berhasil mendapatkan 287 komitmen nyata, dengan nilai lebih dari 10 miliar dolar AS dan menciptakan 14 juta kilometer persegi Kawasan Konservasi Laut.

“Jumlah ini melebihi harapan kami. Kami berterimakasih atas kontribusi kolektif Bapak Ibu sekalian dalam menentukan masa depan laut dan isinya, agar lebih lestari dan dikelola secara berkelanjutan,” tutur Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam sambutannya pada Global Ocean Leadership Panel yang merupakan rangkaian acara OOC 2018 di Nusa Dua Convention Center, seperti dikutip dari rilis resmi KKP, Rabu (31/10/2018).

Dalam konferensi Our Ocean, Susi menekankan bahaya pencemaran plastik di lautan. Sebelumnya, Peru juga mengikuti langkah Indonesia dalam melakukan transparansi monitoring kapal melalui Global Fishing Watch (GFW).

Indonesia adalah negara pertama yang melakukan hal serupa di masa Susi Pudjiastuti menjabat sebagai menteri KKP. Sang menteri juga sudah dikenal oleh Google dan kementerian kelautan dari luar negeri akan inovasinya dalam mengembangkan perekonomian laut yang berkelanjutan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menteri Susi: Neraca Perdagangan Perikanan RI Kini Terbaik se-Asia Pasifik

Sebelumnya, Menteri Susi mengungkapkan, neraca perdagangan perikanan RI kini tercatat nomor satu di Asia Pasifik. Transformasi ini dicapai dalam kurun waktu 4 tahun sejak 2015.

"Di Our Ocean Conference (OOC) 2018 akhir Oktober di Bali ini, kita ingin berbagi bahwa Indonesia mengubah perekonomian kelautan itu ternyata bisa dilakukan. Kita balikan yang tadinya defisit neraca perdagangan perikanan itu dalam waktu 4 tahun ini," tuturnya di Gedung KKP, Rabu, 17 Oktober 2018.

Menteri Susi menekankan, kebijakan blue economy yang tepat, terbukti dapat mendorong industri perikanan Indonesia menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, perlu frame yang jelas terkait kebijakan perikanan itu bagi pemerintah.

"Neraca perdagangan perikanan ini terbaik hanya di kepimimpinan Jokowi. Mulai 2015 itu kita kerja keras. Sebelumnya, masih defisit," ujar Susi.

Menteri Susi menambahkan, sumber daya laut perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan dunia. Terutama bagaimana upaya RI menjaga aset pulau-pulau kecil di masa depan.

"Climate change ini kalau permukaan air laut naik, pulau-pulau kecil kita akan hilang. Jadi OCC 2018 ini sangat besar sekali dampaknya bagi RI. Baik secara environmentally maupun blue economy akan sustainable terjaga, karena ini menyangkut perubahan dunia," tandas dia.

Adapun sebagai informasi, OOC 2018 pada akhir Oktober ini akan dikunjungi enam kepala negara dunia, 32 menteri. Bahkan, Putri Saudi Arabia dikabarkan akan turut hadir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini