Sukses

Denmark Murka Negaranya Disebut Melarat oleh Gedung Putih

Denmark kesal ekonomi negaranya disenggol oleh laporan Gedung Putih.

Liputan6.com, Kopenhagen - Ekonomi Denmark disenggol oleh Gedung Putih. Sebuah laporan dari Dewan Penasihat Ekonomi Presiden (Council of Economic Advisors/CEA) membuat negara Nordik itu murka.

Dilansir dari Euro News, laporan CEA bertajuk The Opportunity Costs of Socialism melakukan komparasi ekonomi Amerika Serikat (AS) dengan negara-negara Nordik yang sering dilabeli sebagai "kisah sukses sosialisme."

Ditulis, bahwa standar hidup di negara-negara Nordik adalah 15 persen lebih rendah dari di AS, dan hal itu disebabkan sosialisme.

"Walaupun mereka terkadang disebut sebagai kisah sukses penganut sosialisme yang sukses, pengalaman-pengalaman di para negara Nordik juga mendukung kesimpulan bahwa sosialisme mengurang standar hidup," tulis laporan tersebut.

Tak berhenti di situ, laporan CEA mengklaim bahwa warga miskin di AS masih memiliki standar hidup yang lebih baik ketimbang rata-rata orang yang hidup di negara Nordik.

Para politikus Denmark pun marah dan menyebut laporan itu sebagai berita palsu serta menolak tudingan sebagai negara sosialis. Menteri Keuangan Denmark juga menyebut laporan tersebut berasal dari buah pemikiran Trump.

"Itu adalah berita palsu yang dikirim langsung oleh Donald Trump sendiri," ujar Menkeu Kristian Jensen seperti dikutip dari situs berita DR.

Jensen menuding Gedung Putih memakai data ini sebagai cara mendulang suara menjelang pemilu legislatif AS pada 6 November mendatang. Untuk konteksnya, ekonomi sosialisme sering dituduh kalangan konservatif AS sebagai bahan jualan politisi Partai Demokrat seperti senator Bernie Sanders, dan pendatang baru Alexandria Ocasio-Cortez.

"Mayoritas rakyat Amerika memiliki citra positif tentang Denmark dan mengetahui bahwa kami menganut ekonomi pasar bebas. Apa yang terjadi adalah Trump memakai Denmark dalam kampanye elektoralnya," tegas Jensen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Donald Trump Kembali Cekcok dengan Miliarder

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali berseteru dengan miliarder lain. Kali ini yang menjadi sasaran adalah miliarder Tom Steyer.

Dilansir dari Business Insider, Presiden Trump marah pada miliarder sekaligus pemberi donor Partai Demokrat Tom Steyer. Trump tampak kesal karena partai yang mengusungnya dituduh menyebarkan kekerasan.

"(Terdapat) kekerasan politik yang konsisten dan sistematis dari anggota Partai Republik," ucap Steyer.

Salah satu penyebabnya adalah ketika Ketua Mayoritas di DPR AS Kevin McCarthy berujar agar jangan sampai pemilu AS dibeli oleh Soros, Steyer, dan Bloomberg. Ketiganya adalah keluarga Yahudi, dan hal itu dipandang Steyer sebagai anti-semit (anti-Yahudi).

McCarthy merupakan pendukung Donald Trump. Sang presiden pun kesal pada Steyer dan menyebutnya gila dan akan segera kehabisan uang.

Menurut Forbes, Steyer tercatat memiliki harta USD 1,6 miliar atau setara Rp 24,3 triliun (USD 1 = Rp 15.218). Dulunya, ia mengurus hedge fund Farallon Capital selama 26 tahun sebelum beralih ke politik dan fokus pada isu lingkungan.

Sebelumnya, Trump pernah berseteru dengan miliarder Mark Cuban. Pada awal tahun ini, Trump juga menyerang CEO Amazon Jeff Bezos sebagai pemilik koran The Washington Post yang kerap menyerang pemerintahan Trump.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.