Sukses

IHSG Diprediksi Bakal Lanjutkan Penguatan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau meski sempat melemah pada perdagangan kemarin.

Liputan6.com, Jakarta Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan saham Rabu (31/10/2018). Katalis positif tampaknya menjadi angin segar yang berpihak pada laju IHSG hari ini.

Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus mengatakan, secara umum, laporan kuartal III tahun ini memberikan sentimen yang baik bagi gerak IHSG.

Satu demi satu, laporan keuangan yang dirilis perusahaan menunjukan kenaikan. "Laporan keuangan itu menjadi obat kuat bagi laju IHSG," jelas dia.

Senada, Analis Binaartha Parama Sekuritas Nafan Aji mengatakan IHSG berpotensi menguat di rentang 5.714-5.826.

Adapun Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi meramal, IHSG bakal bertengger di zona hijau dalam rentang support dan resistance di antara 5.758-5.860.

Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menyebutkan, fundamental ekonomi Indonesia dan laporan keuangan menjadi faktor yang menopang gerak IHSG pada hari ini.

Ia pun berharap ada dana asing masuk (capital inflow) sebagai motor penggerak IHSG untuk jangka panjang.

Dalam tren bullish mood hari ini, Nafan menyarankan untuk membeli saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Sedangkan Lanjar menganjurkan saham PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), serta PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Untuk William, saham yang laik dibeli seperti PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Investor Asing Beli Saham, IHSG Menguat 34,93 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau meski sempat melemah. Hal itu ditopang aksi beli investor asing di pasar regular.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (30/10/2018), IHSG melonjak 34,93 poin atau 0,60 persen ke posisi 5.789,10. Indeks saham LQ45 mendaki 1,06 persen ke posisi 913,71. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.

Sebanyak 164 saham menanjak sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Namun, 217 saham melemah dan 123 saham diam di tempat.

Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di posisi tertinggi 5.789,10 dan terendah 5.733,24. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 350.747 kali dengan volume perdagangan 10,5 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 7,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 425,48 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.241.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham pertanian, pertambangan, barang konsumsi dan konstruksi.

Sektor saham aneka industri menguat 1,97 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan menanjak 1,55 persen dan sektor saham industri dasar melonjak 1,38 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham YELO melonjak 25 persen ke posisi Rp 700 per saham, saham MLPT menanjak 22,70 persen ke posisi Rp 1.000 per saham, dan saham YPAS menguat 20 persen ke posisi Rp 840 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MPRO merosot 25 persen ke posisi Rp 570 per saham, saham TRUK tergelincir 19,18 persen ke posisi Rp 118 per saham, dan saham BIKA turun 13 persen ke posisi Rp 174 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,91 persen, indeks saham Singapura turun 0,45 persen.

Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,93 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,45 persen, indeks saham Thailand menguat 0,15 persen. Selain itu, indeks saham Shanghai mendaki 1,02 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,10 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji, menutuurkan secara global, para pelaku pasar sepertinya masih soroti sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang masih terus berlangsung.

Meski demikian, secara domestik, fundamental ekonomi terjaga baik diiring kenaikan kinerja fundamental para emiten.

"Hal itu memberikan efek positif bagi meningkatnya capital inflow. Maka dari itu, IHSG pada akhirnya ditutup menguat," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • IHSG