Sukses

Masyarakat RI yang Belum Nikmati Listrik Tinggal 2 Persen

Menteri ESDM, Ignasius Jonan, menyatakan hingga kuartal ke III 2018, rasio eletrifikasi nasional telah mencapai 98 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, menyatakan hingga kuartal ke III 2018, pemerataan kelistrikan (rasio elektrifikasi) nasional telah mencapai 98 persen.

Jonan mengatakan, 98 persen dari masyarakat di tanah air saat ini sudah menikmati layanan listrik. Pencapaian tersebut telah melebihi target rasio elektrifikasi yang ditetapkan ‎sebesar 97,5 persen pada 2018.

"Ini melebihi target yang sudah ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM), itu sebenarnya targetnya sebesar 97,5 persen rasio elektrifikasi diakhir 2018, tahun depan targetnya 99,9 persen," kata Jonan, dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Meski telah melebihi target,  masih tersisa 2 persen atau setara dengan 5,2 juta masyarakat Indonesia yang belum menikmati listrik. Agar sisa 2 persen masyarakat Indonesia menikmati listrik,  pemerintah akan memanfaatkan energi baru terbarukan, untuk melengkapi rasio kelistrikan di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. 

"5,2 juta masyarakat Indonesia yang belum menikmati penerangan atau listrik itu sangat banyak, setara dengan seluruh populasi Negara Singapura, karena itu saya sangat berharap tahun depan seluruhnya akan dapat menikmati penerangan dan untuk daerah-daerah yang terisolir dan sulit dijangkau kita gunakan energi baru terbarukan," papar Jonan.

Selain ketersediaan pasokan listrik, untuk sektor kelistrikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah memberikan arahan agar harga listrik dapat dijangkau seluruh masyarakat, sehingga bukan hanya lapisan masyarakat menengah saja.

"Arahan Bapak Presiden, diusahakan agar listrik dapat terjangkau masayarakat. Terjangkau masyarakat itu tidak bisa dilapisan menengah tetapi harus dihitung dari lapisan saudara-saudara kita yang masih kurang beruntung sehingga masih rentan miskin," tutur Jonan.

Pemerintah terus mengupayakan melistriki seluruh wilayah Indonesia, sebagai pintu peradaban dan wujud energi berkeadilan. Usaha mewujudkan energi berkeadilan terus dilakukan Kementerian ESDM, demi keterjangkauan sumber energi di masyarakat, baik terjangkau dari segi akses maupun dari tarif.

"Kita tidak ingin pembangunan manusia Indonesia didaerah-daerah sulit dan terpencil, terhambat dan makin lama makin ketinggalan oleh masyarakat kota, yang sudah dapat memiliki akses internet dan dapat belajar kapanpun waktunya baik siang maupun malam," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Subsidi Penyambungan Listrik Tingkatkan Rasio Elektrifikasi

Sebelumnya, PT PLN (persero) memandang perlu adanya subsidi penyambungan listrik‎ bagi masyarakat tidak mampu. Dengan adanya subsidi tersebut akan meningkatkan jumlah masyarakat yang akan menikmati listrik.

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan, subsidi penyambungan listrik sebesar Rp 1,21 triliun sangat membantu masyarakat miskin yang belum menikmati listrik. Saat ini subsidi tersebut sedang diajukan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2019‎.

"Itu membantu sekali. Kasihan dong yang tadinya mau pasang listrik tetapi enggak bisa karena tak punya uang untuk penyambungan baru. Jadi dikasih subsidi saja," kata Sarwono, di Jakarta, Jumat 7 September 2018.

Jika disetujui, anggaran yang diajukan oleh pemerintah harus cukup memberikan subsidi penyambungan listrik sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah, yaitu sekitar 2,4 juta rumah tangga.

‎Sarwono mengungkapkan, PLN akan menjalankan tugas penyambungan listrik rumah tangga tidak mampu dengan baik. Di sisi lain PLN, akan melakukan efisiensi untuk membantu program pemerintah tersebut agar penyebaran kelistrikan (rasio elektrifikasi) lebih meluas.

"Itu bagus, rasio bisa naik, yang penting kita lakukan terbaik. Doakan PLN bisa lebih efisien dan lebih bagus," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.