Sukses

Trans Jabodetabek Bakal Diganti Kereta

Moda transportasi massal kereta dinilai BPTJ sangat menguntungkan, sebab sekali tarik bisa membawa delapan gerbong.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berencana merancang trainway sebagai solusi angkutan massal. Angkutan yang rencananya akan melintas di Jakarta dan sekitarnya ini tengah dalam tahap studi banding dan survei masyarakat.

Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan, modal transportasi trainway sebenarnya sudah ada sejak dulu atau lebih tepatnya menghidupkan kembali trainway di Jakarta dan sekitarnya.

"Sebenarnya sudah ada sejak dulu loh, seiring perkembangan zaman semakin ke sini digantikan bus sampai sekarang," ujarnya.

Kemudian, tahun ini BPTJ akan melakukan studi kembali rencana tersebut. Bila sudah selesai, barulah akan diuji coba kelayakannya.

Mengenai cara trainway tersebut akan beroperasi, Bambang menuturkan tetap akan menggunakan jalur busway atau Trans Jabodetabek yang sudah ada. Dengan trayek bus yang sudah ada, kemudian akan diteruskan oleh trainway.

"Koridor yang ada tinggal dipasang rel saja," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih Massal

Moda transportasi massal kereta dinilai BPTJ sangat menguntungkan, sebab sekali tarik bisa membawa delapan gerbong dengan daya angkut penumpang 200 - 300 orang. Bila dibandingkan dengan bus yang hanya 30 - 40 orang, tentu keberadaan trainway dinilai lebih menguntungkan.

"Maka itu terpikir dari bus pindah ke trainway," kata Bambang.

Dia menambahkan, jika dilihat dari jumlah penumpang yang diangkut, moda transportasi ini masuk dalam kelas menengah.

Tentu yang utama adalah MRT dan LRT, kemudian bus yang akan digantikan dengan trainway. Memang tidak akan semua digantikan, tapi perlahan jalur busway akan digantikan dengan trainway.

Hal tersebut lantaran berdasarkan target peningkatan pengguna atau peminat angkutan massal oleh masyarakat sampai 2029. Menurut rencana induk transportasi Jabodetabek, minat masyarakat dalam menggunakan moda transportasi massal mencapai 80 persen.

"Bila hal tersebut terjadi, tentu kendaraan bus sudah tidak mampu lagi menampung masyarakat," kata Bambang. (Pramita Tristiawati)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.