Sukses

Rupiah Melemah Beri Angin Segar buat Eksportir CPO

Di tengah perekonomian global yang tidak menentu CPO Indonesia masih menjadi andalan untuk ekspor.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di awal pekan ini. Senin siang (8/10/2018), rupiah sempat tertekan ke Rp 15.232 per USD. Kenaikan imbal hasil obligasi AS menjadi penyebab pelemahan rupiah.

Ketua Komite Tetap Perkebunan Kadin, Rudyan kopot, mengatakan pelemahan rupiah terhadap dolar AS hingga ke posisi 15.200 membawa angin segar bagi eksportir CPO (Crude Palm Oil) atau . Sebab, Indonesia merupakan salah satu eksportir CPO terbesar di dunia. 

"Kalau saya eksportir dulu saya jual 1 USD cuma 13.500 sekarang misalnya Rp 20.000 enak enggak? Ya kan. Bayarnya rupiah masih. Tapi kalau dia importir, ya rugi. Tergantung komoditinya. Kalau CPO kita untung," ujar dia di Hotel Shangrila, Jakarta, Senin (8/10/2018).

Rudyan tak menampik, turunnya harga CPO dalam beberapa waktu terakhir membuat keuntungan perusahaan berbasis CPO ikut turun. Namun, dengan ada pelemahan rupiah, untung tetap ada bahkan lebih dari target yang ditetapkan. 

"Iya (harga CPO turun). Kalau dalam USD itu turun. Terus dibantu rupiah yang melemah jadi mendingan. (Untungnya) tergantung, kalau sekarang ini kan harganya turun, harganya USD 700 lebih sekarang jadi USD 530 kalau dipotong lagi BPDP USD 50 USD. Dibawah 500 kan, kalau enggak naik dolarnya mungkin petani enggak bisa jual," ujar dia.

Rudyan menambahkan, beberapa negara yang menjadi pasar tujuan ekspor CPO Indonesia antara lain India, Amerika Serikat dan Eropa. Di tengah perekonomian global yang tidak menentu CPO Indonesia masih menjadi andalan untuk ekspor. 

"Tujuannya,  India, China, AS, eropa juga ada. Mau diapain juga tetap masuk kok. Karena mereka butuh. Kayak di Eropa produksinya mungkin enggak memenuhi dia. Jadi dia enggak hanya pakai itu (produksi sendiri). Dia minta juga dari kita meski masih ramai soal kampanye hitam itu," kata dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemerintah Minta Dukungan Ceko agar Sawit RI Tetap Masuk Eropa

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima delegasi Senat Republik Ceko di Istana Merdeka, Jakarta, Senin 17 September 2018. Dalam pertemuan, Jokowi meminta Senat Ceko mendukung produk kelapa sawit Indonesia di Eropa. 

"Pesan yang disampaikan adalah permintaan dukungan terhadap produk kelapa sawit Indonesia," kata Wamenlu A.M. Fachir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin pekan ini.

Fachir menuturkan, Presiden Jokowi menjelaskan kepada Senat Ceko, sekitar 17 juta petani Indonesia menggantungkan nasibnya pada produk sawit. Oleh karena itu, perlu dukungan dan perhatian dari pelbagai pihak untuk menjaga stabilitas ekspor sawit sehingga kehidupan petani berada dalam kondisi aman.

Permintaan dukungan oleh Jokowi ini terkait dengan masih adanya kampanye hitam terhadap produk sawit Indonesia di Eropa. Indonesia kini berjuang untuk melawan kebijakan diskriminatif produk sawit dan turunannya masuk ke Eropa.

Parlemen Eropa mengeluarkan resolusi sawit pada awal April 2017 lalu. Parlemen Eropamengancam embargo minyak sawit yang dikaitkan dengan sejumlah isu lingkungan seperti deforestasi, kebakaran hutan, emisi GHG dan gambut. Bahkan, Uni Eropa merencanakan embargo penggunaan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel mulai 2021.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.