Sukses

Rehabilitasi 23 Ribu Rumah di Lombok Habiskan Dana Rp 500 Miliar

Kementerian Keuangan menyatakan proses verifikasi kerusakan rumah yang dilakukan BNBP akibat gempa Lombok masih berlangsung.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 204 ribu rumah terdampak kerusakan gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan tingkat kerusakan berat, sedang dan ringan akan segera direhabilitasi rekontruksi (rehab rekon).

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani, mengungkapkan pihaknya telah mengucurkan dana Rp 500 miliar untuk rehab rekon 23 ribu rumah di Lombok.

"Sekarang sudah 23.000 rumah yang selesai. Itu rumah yang terverifikasi dan dananya sudah kami pindahkan ke BNPB. Anggarannya kira-kira sekitar Rp 500-an miliar," kata Askolani saat ditemui di Gedung Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Jumat (5/10/2018).

Dia menyebutkan, angka tersebut akan terus bertambah. Sebab saat ini proses verifikasi kerusakan rumah yang dilakukan oleh BNPB masih terus berlangsung. Pemerintah menargetkan perbaikan rumah bisa selesai enam bulan mendatang atau pada Maret 2019. 

"Tentunya kita akan selesaikan di 2018 dan kemungkinan akan ada sisa sedikit di 2019. Harapannya yang rusak sedang dan ringan bisa diselesaikan di 2018," ujar dia.

 

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sekitar 204 Ribu Rumah

Dalam kesempatan serupa, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Harmensyah, mengungkapkan saat ini dari total 204.000 rumah yang rusak sudah sebanyak 80 persen yang terverifikasi. 

"Kita sudah verifikasi dari total keseluruhannya 204.000 rumah, itu sudah 80 persen kita verifikasi dan itu segera kita berikan pendanaan pada masyarakat," ujar dia.

Dia menyebutkan, teknis pembangunan rumah tersebut adalah pemberdayaan masyarakat. Dimana setiap keluarga mendapat dana bantuan berdasarkan tingkat kerusakan yang dialami.

"Kita kasih duitnya kepada masyarakat. Satu rumah rusak berat Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta dan rusak ringan Rp 10 juta ya," kata dia.

Adapun dalam proses pembangunannya, masyarakat akan mendapat pendampingan dari BNPM dan Kementerian PU-PR. "Sekarang sudah mulai membangun di Lombok," ujar dia.

"Kita bantu pendampingan teknis  terhadap rumah - rumah yang akan dibangun. Tapi sistemnya pemberdayaan masyarakat, dibantu oleh fasilitator - fasilitator, nanti fasilitator menyiapkan dokumen - dokumen teknis kemudian administratif," sambungnya.

Selain itu, pendampingan juga dilakukan dalam proses distribusi bahan bangunan atau material.  "Kita juga memperjuangkan harga. Harga dari material jangan sampai tinggi. Kalau tinggi tentu juga masyarkat kesulitan, termasuk untuk bagaimana kita memperjuangkan agar tidak terkena PPn dan PPh bagi orang - orang yang menyiapkan bahan," ujar Harmensyah.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.