Sukses

Di Pasar NDF, Rupiah Sempat Sentuh 15.400 per Dolar AS

Pada penutupan Kamis 4 Oktober 2018 (Jumat pagi WIB), Dolar AS berada di posisi Rp 15.413.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) sempat tertekan hingga sentuh 15.400. Namun, akhirnya kembali menguat.

Pada penutupan Kamis 4 Oktober 2018 (Jumat pagi WIB), Dolar AS berada di posisi Rp 15.413 untuk satu bulan ke depan.

Akan tetapi, pada Jumat pagi WIB pukul 10.00, Dolar AS berada di kisaran Rp 15.179. NDF merupakan pasar forwards yang prediksi ke depan. Pasar ini merupakan pasar offshore.

Sementara itu, di pasar onshore, berdasarkan data Bloomberg pada Jumat pagi (5/10/2018), rupiah dibuka melemah tipis 10 poin ke posisi 15.189 per Dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin 15.179.

Pada pukul 08.48 WIB, rupiah berada di kisaran 15.182 per dolar AS. Jumat pagi ini, rupiah bergerak di kisaran 15.182-15.193 per dolar AS.Rupiah sudah melemah 12,01 persen sepanjang tahun berjalan 2018.

Melihat data Reuters, rupiah menguat tipis terhadap dolar AS. Rupiah berada di kisaran 15.175 per dolar AS dari penutupan kemarin di posisi 15.178 per dolar AS.

Selain itu, berdasar data kurs tengah Bank Indonesia atau Jisdor, Jumat 5 Oktober 2018, rupiah sentuh posisi 14.182 per dolar AS. Rupiah melemah dari posisi kemarin di 15.133 per dolar AS.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rupiah Tembus 15.179 per Dolar AS pada Perdagangan Kemarin

Sebelumnya, nilai tukar rupiah belum mampu menguat pada perdagangan Kamis pekan ini. Nilai tukar rupiah masih berada di posisi 15.100 per dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis sore 4 Oktober 2018, nilai tukar rupiah berada di posisi 15.179 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan, rupiah melemah ke posisi 15.120 per dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin 15.075 per dolar AS.

Sepanjang Kamis pekan ini, rupiah bergerak di posisi 15.120-15.191 per dolar AS. Nilai tukar rupiah melemah 11,98 persen terhadap dolar AS sepanjang 2018.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menunjukkan rupiah berada di posisi 15.133 per dolar AS atau melemah 45 poin pada 4 Oktober 2018 dari periode perdagangan 3 Oktober 2018 di posisi 15.088 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan dolar AS kembali menguat terhadap seluruh mata uang dunia. Ini didorong penguatan indeks dolar AS usai rilis data ekonomi AS yang positif antara lain penyerapan tenaga kerja di sektor swasta yang meningkat menjadi 230 ribu pada September dibandingkan bulan sebelumnya.

Data positif itu memperkuat assesmen bank sentral AS kalau kondisi pasar tenaga kerja terus membaik ditandai dengan rendahnya pengangguran AS dan pengeluaran rumah tangga AS meningkat serta investasi.

Ditambah kekhawatiran kenaikan harga minyak dunia akan dorong penguatan dolar AS serta keluarnya dana asing dari pasar negara berkembang. Josua menuturkan, bank sentral di negara berkembang akan perketat kebijakan moneternya.

"Jika nilai tukar rupiah masih cenderung melemah, BI diperkirakan berpotensi menaikkan kembali suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada kuartal IV 2018 dan 75 basis poin pada 2019 sehingga dapat tekan defisit transaksi berjalan," kata Josua saat dihubungi Liputan6.com.

Dalam jangka pendek, Josua perkirakan nilai tukar rupiah di posisi 15.000-15.250 per dolar AS.

Mengutip laman Antara, kurs dolar AS makin perkasa. Bahkan mencapai tingkat tertinggi dalam 11 bulan terhadap yen dan mata uang utama lainnya pada perdagangan Kamis pagi.

Dolar AS menguat dipicu data positif terbaru AS dan komentar Ketua the Federal Reserve Jerome Powell yang dianggap sebagai hawkish.

Dolar AS reli dalam perdagangan overnight menyentuh 114,55 yen, tingkat tertinggi sejak awal November 2017. Kenaikan di atas 114,735 yen akan membawa mata uang dolar AS ke level tertinggi sejak pertengahan Maret 2018.

Sentimen positif untuk dolar AS, Ketua The Federal Reserve Jerome Powell menuturkan, bank sentral dapat menaikkan suku bunga di atas perkiraan pengaturan netral karena ekonomi AS yang sangat positif terus tumbuh.

Selain itu juga didorong dari berita indeks aktivitas non-manufaktur Institute for Supply Management (ISM) untuk AS melonjak 3,1 poin menjadi 61,6 bulan lalu, angka tertinggi sejak Agustus 1997.

Laporan ketenagakerjaan Nasional ADP juga menunjukkan pembayaran upah pegawai swasta melonjak sebanyak 230 ribu pekerjaan pada September, kenaikan terbesar sejak Februari.

"Dolar AS menguat bersamaan dengan kenaikan imbal hasil surat utang jangka panjang menjelang lapangan pekerjaan non-pertanian pada Jumat 5 Oktober 2018 mungkin capai 115,00 yen,” ujar Masafumi Yamamot, Kepala Strategi Valas di Mizuho Securities, seperti dikutip Reuters.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini