Sukses

14 Kalimat yang Pantang Diucapkan saat Wawancara Kerja

Perhatikan kata-katamu saat sedang menjalani wawancara kerja.

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun belum dihubungi oleh pihak perusahaan tempat kamu melamar, tidak ada salahnya bila kamu mempersiapkan diri sebelum ditelepon. Usahakan jangan bersiap-siap wawancara kerja pada H-1, atau malah ketika hari H.

Kalau semua berkas dan kualifikasi sudah cukup mumpuni dan membuat dirimu percaya diri, sekarang tinggal memoles sedikit pola percakapan agar kamu tampil lebih meyakinkan di mata pewawancara.

Untuk kali ini, akan dibahas 14 kalimat yang sebaiknya kamu tidak ucapkan ketika wawancara. Dilansir dari Time, berikut kalimat-kalimat yang pantang diucapkan ketika wawancara kerja:

1. "Pekerjaan apa yang perusahaan Anda lakukan?"

Pertanyaan mendasar seperti ini membuktikan kamu memang tidak tertarik untuk bekerja di perusahaan itu, sampai-sampai tak menyempatkan diri untuk mencari profil perusahan di Google.

Hasilnya, kamu akan menghabiskan waktu si pewawancara, dan mungkin menghabiskan waktumu sendiri.

2. "Apa kamu sudah menikah?"

Jangan pernah bertanya pertanyaan pribadi ke pewawancara. Pertanyaan seperti itu bisa membuat pewawancara sebal, walau mungkin kamu hanya ingin tampak bersahabat.

3. Kata-kata kasar

Tahan diri untuk tidak mengucapkan sumpah serapah saat wawancara kerja. Sekali lagi, tiap orang berbeda-beda.

Ucapan sumpah serapah yang menurutmu santai, bisa saja malah tidak mengesankan bagi pewawancara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Terlampau Jujur

4. "Saya ingin pekerjaan Anda."

Bayangkan bila kamu menjadi sang pewawancara. Apakah kamu mau mempekerjakan orang yang mengatakan hal seperti itu? 

5. "Saya akan pindah dalam beberapa tahun."

Terang-terangan mengatakan bahwa pekerjaan saat ini hanyalah batu pijakan memang bisa dipandang jujur, tetapi belum tentu pewawancara akan merespons dengan baik.

Memang ada pewawancara yang bisa saja terkesan, seperti pada kasus mantan pejabat Google Liz Wessel. Saat diwawancara, Wessel mengaku akan keluar dalam dua tahun. Ternyata, pihak Google menyukai jawaban tersebut karena menganggap Wessel berpikiran maju.

6. "Ini bukan pilihan pertama saya."

Mengatakan hal seperti ini hanya akan membuat kamu terkesan tidak menghargai perusahaan tempat kamu melamar.

7. "Pokoknya saya harus dapat pekerjaan ini, kalau tidak..."

Walau kamu hanya bercanda saat mengucapkan ini, kamu akan tetap terkesan mengerikan atau terlalu agresif. Kelakuan seperti itu pasti akan menjadi catatan yang sangat negatif.

8. "Kalau saya tidak dapat pekerjaan ini, saya tidak tahu harus bagaimana."

Bisa saja kamu memang jujur, tetapi mengatakan hal seperti ini hanya membuat pewawancara merasa bersalah.

Terlebih lagi, pewawancara yang berpengalaman tidak akan terbuai oleh kisah-kisah sedih seperti ini. Jadi simpan saja cerita sedih kamu.

3 dari 4 halaman

Menggoda Pewawancara

9. Menggoda pewawancara

Jangan pernah menggoda pewawancara. Kata-kata yang menggota termasuk juga ucapan seperti: "Mau makan kapan-kapan?" atau "kamu memiliki senyum yang manis".

Taktik manis seperti itu tidakla pantas. Dan belum tentu pihak pewawancara akan senang mendengarnya.

10. "Saya diwawancara untuk pekerjaan apa?"

Anggap saja kamu telah mengirim lamaran ke berbagai perusahaan. Sangking banyaknya posisi yang kamu lamar, akhirnya kamu lupa dipanggil wawancara untuk posisi apa.

Kalau kamu betul-betul bingung, dan terlambat membaca deskripsi pekerjaan dengan benar, maka coba bertanya dengan lebih subtil. Misal, tanya kualitas seperti apa yang dibutuhkan untuk sukses di pekerjaan yang kamu lamar, dengan begitu kamu tidak akan terdengar terlalu bingung.

11. "Saya tahu saya bukan orang paling pantas, tetapi..."

Bila kamu sudah mengaku seperti ini, respons apa yang kamu harapkan dari pewawancara? Padahal, jelas-jelas perusahaan pasti mencari kandidak terbaik.

Pada tahap wawancara, pastinya perusahaan sudah berpikir kamu punya kualifikasi. Tidak perlu merendahkan diri sendiri, justru ini saatnya kamu menyampaikan keahlian kamu, dan apa yang bisa kamu kontribusikan ke perusahaan.

4 dari 4 halaman

Menghina Pekerjaan Lama

12. "Apakah Anda memonitor email atau penggunaan internet?"

Zaman sekarang, perusahaan pastinya memiliki semacam kapasitas untuk memantau kegiatan internet kamu. Maka cobalah bijaksana dalam memakai internet kantor.

Lagipula, bila kamu bertanya tentang pengawasan internet, itu malah membuat kamu seperti menyembunyikan sesuatu.

13. "Orang seperti apa yang harus saya hindari di kantor?"

Jangan sampai malah memberikan kesan kamu adalah orang suka main geng atau suka drama.

14. "Saya benci bos saya yang dulu"

Meskipun banyak orang yang menyebalkan dan bodoh, simpan saja pendapat tersebut bagi dirimu sendiri. Malah kamu harus mencoba membuat pengalaman kamu lebih psoitif.

Pihak pewawancara sedang menentukan apakah kamu cocok di organisasi mereka, bukan mendengar masa lalu yang negatif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini