Sukses

Usai Gempa, Pertamina Pusatkan Penyaluran BBM pada SPBU yang Bisa Beroperasi

Gempa yang diikuti tsunami dan beberapa gempa susulan, turut berdampak pada operasi Pertamina MOR VII Sulawesi di wilayah Palu dan sekitarnya.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) memastikan kondisi stok Bahan Bakar Minyak (BBM) masih dalam kondisi aman. Saat ini sedang dilakukan pendataan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang masih bisa beroperasi pasca gempa bermagnitudo 7,4 di Donggala, Sulawesi Tengah.

Unit Manager Communication & CSR MOR VII, M. Roby Hervindo‎ mengatakan, SPBU yang tidak mengalami kerusaan berat dan memungkinkan beroperasi, akan dijadikan pusat penyaluran BBM di wilayah Sulawesi Tengah pasca gempa.

"Untuk pelayanan masyarakat melalui SPBU saat ini masih didata berapa yang masih bisa beroperasi. Nantinya penyaluran akan dipusatkan di SPBU-SPBU tersebut," kata Roby, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Sabtu (29/9/2018).

Menurut Roby, saat ini kondosi stok BBM dan Liqufied Petroleum Gas (LPG) masih dalam kondisi aman ‎untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut.

"Secara umum stok BBM dan LPG masih dalam kondisi aman," ujar Roby.

‎‎Dia mengakui, gempa yang diikuti tsunami dan beberapa gempa susulan, turut berdampak pada operasi Pertamina MOR VII Sulawesi di wilayah Palu dan sekitarnya.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun hingga saat ini, diketahui bahwa Terminal BBM Donggala mengalami kerusakan akibat gempa dan tsunami.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelabuhan di Kota Palu Rusak Parah Akibat Gempa

Sejumlah fasilitas sarana dan prasana pelabuhan di wilayah Sulawesi Tengah mengalami kerusakan akibat gempa magnitudo 7,4 yang mengguncang wilayah tersebut, pada Jumat (28/9/2018).‎

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan R Agus H. Purnomo mengatakan, Pelabuhan Pantoloan yang berada di kota Palu mengalami kerusakan yang paling parah, dibandingkan pelabuhan lainnya yang ditandai dengan rubuhnya Quay Crane di Pelabuhan Pantoloan.

"Laporan sementara, Quay Crane di Pelabuhan Pantoloan rubuh dan dengan kondisi ini layanan kepelabuhanan dihentikan menunggu hasil pengecekan lebih lanjut di lapangan," kata Agus, di Jakarta, Sabtu (29/9/2018).

Sementara itu, laporan dari Pelabuhan Wani menyebutkan ada beberapa bangunan dan dermaga mengalami kerusakan. Sedangkan kapal KM Sabuk Nusantara 39 yang sedang bersandar di Pelabuhan Wani terlempar dan terbawa arus sejauh 70 meter dari dermaga, akibat gelombang tsunami yang menerjang wilayah tersebut kemarin.

Saat itu Kapal KM Sabuk Nusantara 39 dalam kondisi tidak ada penumpang. Total Anak Buah Kapal (ABK) ada 20 orang. Saat kejadian, ada 3 orang ABK yang sedang turun ke darat untuk bertemu keluarganya.

"Posisi kapal sendiri saat ini berada di sekitar 70 meter dari laut tepatnya di jalan menuju pelabuhan dan saat ini kapal menggunakan generator darurat untuk kelistrikannya," ujar Agus.

Kerusakan akibat gempa juga terjadi di Pelabuhan Ogoamas berupa adanya retak di Talaud dan terjadi pergeseran dermaga ke sisi kanan sepanjang 3 cm.

Selanjutnya, laporan yang masuk dari Pelabuhan Ampana, Pelabuhan Luwuk, Pelabuhan Belang-Belang dan Pelabuhan Majene kondisinya baik dan tidak ada kerusakan akibat gempa.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini