Sukses

Produsen Batu Bara ini Rehabilitasi Lahan Kritis di Kalsel Seluas 1.307 Hektare

Selain menanam pohon, warga juga beternak lebah untuk memproduksi madu, kambing etawa, sereh wangi dan rencana ke depan kawasan tersebut akan dijadikan tujuan wisata.

Liputan6.com, Jakarta - Produsen batu bara PT Tunas Inti Abadi (TIA) memperbaiki lahan kritis di daerah aliran sungai Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, kawasan Waduk Riam Kanan, Desa Tiwingan Lama, Banjar, Kalimantan Selatan.

Kepala Teknik Tambang PT Tunas Inti Abadi Hari Sutikno mengatakan, perbaikan lahan kiritis tersebut merupakan kewajiban perusahaan tambang batu bara sebagai pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP).  Dalam aturannya, perusahaan tambang memang wajib mengganti lahan yang digunakan untuk menambang.

"Lokasi tahura ini masuk lahan kritis, penanaman dilakukan di lahan kritis, pemerintah mengarahkan penanaman di sini," kata ‎Hari, di lokasi Tahura Sultan Adam, Kalimantan Selatan, Rabu (26/9/2018).

Tahura Sultan Adam merupakan sumber air di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Selain itu, aliran sungai ini juga sumber energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sultan Adam.

Jika lahan kiritis tersebut tidak diperbaiki, maka akan berdampak negatif pada lingkungan. "Tahura Sultan Adam sumber air di Kalsel dan Kalteng ada PLTA kalau air habis tidak berfungsi‎," tuturnya.

‎Anak usaha PT ABM Investama tersebut memperbaiki lahan kritis dari proyek batu bara seluas 1.307 hektare. Perbaikan dengan melakukan penanaman berbagai jenis pohon produktif sejak 2015.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Libatkan Warga

Dalam melakukan perbaikan lahan kritis, ‎Tunas Inti Abadi menggandeng warga Desa Tiwingan Lama untuk merawat. Sehingga selain berdampak pada perbaikan lingkungan, juga meningkatkan kesejahteraan warga desa tersebut‎. ‎‎

Selain menanam pohon, warga juga beternak lebah untuk memproduksi madu, kambing etawa, sereh wangi dan rencana ke depan kawasan tersebut akan dijadikan tujuan wisata.

"Diharapkan ini jadi tujuan wisata karena Kalimantan Selatan kurang‎ tujuan wisatanya," tuturnya.

Ketua Kelompok LMDT-TIA Muhamad Yani menambahkan, sebelum TIA datang, warga desa Tiwingan Lama‎ tidak memiliki harapan. Saat ini warga di wilayah tersebut memiliki penghasilan tetap.

Adapun pohon yang ditanam adalah 450 ribu pohon durian, 16 ribu pohon karet, 300 ribu pohon jengkol, 40 ribu pohon cempedak, 50 ribu pohon kemiri dan 200 ribu pohon mahoni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.