Sukses

Menteri Susi Minta Pengusaha Tangkap Peluang Perang Dagang AS-China

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendorong pengusaha terus bekerja genjot ekspor ke Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengimbau pengusaha bidang perikanan memanfaatkan momentum perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.

Dia meminta, pengusaha terus bekerja menggenjot ekspor ke Amerika Serikat.  "Dengan adanya perang dagang China dan AS semestinya pengusaha Indonesia mendapatkan dan bisa melakukan terobosan segera untuk bisa mengambil insentif daripada situasi perang dagang ini," ujar dia di Kantor Pusat KKP, Jakarta, Jumat (21/9/2018).

Susi mengingatkan, jangan sampai pengusaha tidak menambah produksi tetapi malah meminjam nama kepada China agar produknya bisa masuk ke AS. Sikap ini dinilai akan merugikan produk Indonesia ke depan. 

"Banyak juga orang Indonesia ini mau gampang saja. Oh kesempatan barang sana dimasukan ke sini nanti diekspor lagi ke sana, pasti akan ketahuan. Begitu ketahuan kita kena dampaknya, pasti akan marah AS nya. Nanti bisa-bisa produk kita malah diembargo," ujar dia. 

Tidak hanya sektor perikanan, Susi Pudjiastuti juga mengajak seluruh pelaku usaha dalam negeri untuk meningkatkan produksi. Jadi ke depan Indonesia bisa bersaing dengan negara negara di ASEAN yang terlebih dahulu berorientasi ekspor. 

"Mari pakai kesempatan perang dagang ini untuk meningkatkan kerja produksi kita. Itu imbauan dari saya. Semua pengusaha eksportir seharusnya segera konsolidasi baik dari manufaktur produk, perikanan, handycraft. Ini kesempatan besar untuk bersaing melawan naga-naga besar sepeti China, Thailand, Vietnam jadi kalau tidak dipakai ya sayang," ujar dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menteri Susi Klaim Penenggelaman Kapal Tingkatkan Produksi Ikan RI

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, produksi perikanan terus meningkat. Kenaikan produksi ini juga didukung kebijakan penenggelaman kapal yang dilakukan pemerintah.

"Di ASEAN level kita top. Kita nomor satu jauh meninggalkan yang lain. Jadi jangan suka bilang kita bikin rusak ekonomi perikanan buktinya yang dulu tidak pernah nomor tiga di Asia Tenggara, dari tahun 2015 menjadi nomor satu terus. Kalau 2014, bukan policy kita. Desember 2014 kita mulai menenggelamkan kapal," ujarnya di Kantor Pusat KKP, Jakarta, Jumat 21 September 2018.

Menteri Susi menampik anggapan berbagai pihak bahwa penenggelaman kapal merupakan pekerjaan orang bodoh. Dia menegaskan, justru lebih bodoh apabila membiarkan kapal-kapal tersebut tetap beroperasi mencuri ikan puluhan tahun di lautan Indonesia.

"Jadi kalau ada yang bilang nenggelamin kapal itu kerjaan orang bodoh, lebih bodoh mana negara merdeka, punya kedaulatan membiarkan kapal-kapal asing ribuan bukan 1.000, 2.000 tapi lebih dari 7.000 kapal mencuri bertahun-tahun pakai solar yang disubsidi. Ayo lebih bodoh mana?. Nenggelamin kapal pencuri atau membiarkan pencurian bertahun-tahun," tegas dia.

Dengan adanya penenggelaman kapal pencuri ikan, hasil laut Indonesia pun terus meningkat. Hal ini juga membuat nelayan tidak hanya memperoleh tangkapan ikan-ikan kecil tetapi lebih kepada ikan-ikan besar yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

"Yang menarik adalah jumlah volumenya menurun tapi nilainya naik. Berarti penangkapan kita sudah benar dan selektif mencari value yang tinggi bukan hanya sampah yang diangkat ikan ikan kecil saja. Karena policy kita kapal cantrang beralih alat tangkap. Dapat kakap merah yang Rp 60.000 sampai Rp Rp 70.000," jelas dia.

"Jadi Kalau ada yang bilang kinerja perikanan dalam masa pemerintahan bapak Jokowi amburadul seperti di media sosial, ya ini datanya. Kalau ngomong jangan asal ngomong harus pakai data. Berarti policy yang dibuat pemerintah sudah benar," sambungnya.

Oleh karena itu, Menteri Susi berharap kebijakan penenggelaman kapal ini seharusnya tidak lagi menjadi perdebatan. Dia mengajak seluruh pihak agar bersama-sama terus meningkatkan produksi perikanan baik perikanan budidaya maupun perikanan tangkap.

"2018 baru dapat penghitungan satu semester volumenya semester 1, itu kita sudah di USD 2.272 juta, dibandingkan semester 1 tahun lalu kenaikannya 12.88 persen. Kita harapkan akhir tahun akan ada pelonjakan karena musim ikan itu wilayah timur, kalau hujan reda penangkapan bagus mulai Oktober. Jawa selatan juga sama baru musim hujan ini udang, ikan, lobster pada keluar," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.