Sukses

Promo Besar-besaran Kompor Listrik Bisa Kurangi Impor LPG

Penggunaan kompor listrik dapat mengurangi konsumsi LPG yang berujung pada pengurangan impor bahan baku.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menganjurkan PT PLN (Persero) mempromosikan penggunaan kompor listrik. Hal ini untuk mengurangi penggunaan Liqufied Petroleum Gas (LPG) yang bahan bakunya mayoritas berasal dari impor.

Jonan mengatakan, konversi kompor LPG ke kompor listrik perlu didorong. Untuk mengenalkan kompor listrik ke masyarakat, dia menganjurkan PLN melakukan promosi penggunaan kompor listrik ke masyarakat.

"‎Saya anjurkan rekan-rekan di PLN kalau cari pelanggan yang konsumsi listrik tinggi itu, ya dipromosikan kompor listrik," kata Jonan, saat menghadiri peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) di Indonesian Convention Exhibition (ICE), BSD, Selasa (18/9/2018).

Menurut Jonan, penggunaan kompor listrik dapat mengurangi konsumsi LPG yang berujung pada pengurangan impor bahan bakunya. Pasalnya, saat ini untuk memenu‎hi kebutuhan dalam negeri, mayoritas bahan baku LPG diimpor. Sedangkan kompor listrik dapat terjangkau masyarakat karena harganya murah.

"Kita dorong supaya konversi dari kompor LPG.Bisa kurangi impor LPG nasional. ‎Kompor induksi murah Rp 300-400 ribu itu terjangkau, bisalah kasih cicilan," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih Sederhana

Jonan mengungkapkan, konversi kompor LPG ke kompor listrik jauh lebih sederhana, ketimbang mendorong penggunaan kendaraan listrik.‎ Dengan menggunakan kompor listrik juga membantu pemerintah mengurangi beban subsidi‎. Apalagi tahun ini subsidi LPG mencapai Rp 67 triliun.

‎"Subsidi LPG 3 kg tahun ini Rp 67 triliun jauh lebih besar dari listrik. LPG itu tidak ada seminar pakai jas begini tidak ada. Ini yang harus diupayakan oleh PLN untuk konversi kompor LPG jadi kompor listrik. Kalau mobil dari konvensional ke listirk agak panjang ya, harus kasih tahu Menperin," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.