Sukses

Menko Luhut Panggil Ketua Kadin dan Kepala BKPM, Ada Apa?

Kunjungan Menko Luhut ke AS merupakan bagian dari pertemuan dengan IMF-World Bank dan kemudian berlanjut dengan Investor Summit.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan memanggil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong ke Kantornya, pada Selasa ini.

Ketua Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan di dalam pertemuan tersebut dirinya diminta untuk memberikan beberapa usulan terkait rencana kunjungan kerja Menko Luhut ke Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan pada 22 September mendatang.

"Nitip masukan dan juga rencana Pak Luhut mau ke AS ketemu dengan segala macam. Minta masukan aja bertemu dengan saya dan Pak Thomas itu aja," kata Rosan usai melakukan rapat di Kantor Kemenko Maritim, Selasa (18/9/2018).

Dalam kesempatan itu, dikatakan Rosan, Menko Luhut meminta beberapa masukan terkait dengan dunia usaha yang selama ini sudah diterapkan di Indonesia. Sehingga, kunjungannya ke AS dapat membuahkan hasil yang cukup baik. Terutama menarik masuknya investor asing.

"Kan ketemu dengan beberapa pihak di sana dan tentunya positif apa yang bisa kita lakukan di sini supaya kelercayaan mereka juga lebih tinggi. Dan kebetulan juga saya tidak bisa ikut. Itu mangkanya saya diminta masukan biasanya saya ikut tapi ada acara. Itu aja sih," pungkasnya.

Dirinya pun menyebut, kunjungan Menko Luhut ke AS tersebut juga bagian dari pertemuan IMF-World Bank dan kemudian disambung dengan Investor Summit. "Seperti itu aja sih enggak ada yang spesifik," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu 

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menko Luhut Tegaskan Pemerintah Terus Berupaya Jaga Rupiah

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan turut angkat suara terkait mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menceritakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) demi menjaga ekonomi.

Luhut meminta publik bersabar, sebab pemerintah saat ini berupaya dengan berbagai cara agar nilai tukar rupiah tidak terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

"Udah lah, kita  udah (mengantisipasinya) dengan cara kita. Nanti kita lihat, nanti kita response dengan baik," ucap dia singkat saat ditemui seusai acara makan malam Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-WBG 2018 di kantornya, Jakarta, Senin (17/9/2018). 

Sebelumnya, SBY berkata Pemerintah Indonesia di masa kepemimpinannya pada 2008 sempat mengambil keputusan untuk menaikkan harga BBM.

Dia menyebutkan, langkah itu ia ambil demi mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia yang juga turut mengancam sektor perekonomian nasional.

"Beberapa bulan sebelum pemilihan presiden dilaksanakan, saya harus menaikkan harga BBM pada tahun 2008. Setelah kebijakan itu diambil, Alhamdulilah ekonomi kita selamat," tutur dia saat perayaan HUT Partai Demokrat ke-17 di Jakarta pada hari ini.

Dia menceritakan, langkah tersebut berhasil membawa negara keluar dari krisis ekonomi global yang terjadi saat itu. SBY juga membuat perbandingan dengan kondisi 1998.

"Ketika itu, kita takut kalau nasib Indonesia sama seperti krisis ekonomi yang terjadi pada 1998. Namun dengan antisipasi yang tepat, ekonomi kita kemudian bisa selamat," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.