Sukses

Perang Dagang Berlanjut, IHSG Diproyeksikan Tertekan

IHSG diperkirakan akan berada di level support 5.797 dan resistence 5.879.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan tren koreksi pada perdagangan saham Rabu (12/9/2018) ini. Tim riset PT Valbury Capital Management mengatakan, volatilitas nilai tukar rupiah masih menjadi sentimen signifikan bagi laju IHSG.

Fund Manager PT Valbury Capital Management Suryo Narpati menjelaskan, sentimen eksternal perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terus menuai kekhawatiran pasar. Itu terutama atas kemungkinan kebijakan kenaikan tarif impor AS pada China.

"Pasar tentu cemas pada setiap kewajiban baru AS atas impor China yang akan menandai ekskalasi besar bagi perselisihan perdagangan bagi kedua belah pihak. Jadi sentimen luar negeri saya pikir masih mempengaruhi IHSG untuk esok," tuturnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (11/9/2018).

Suryo menambahkan, IHSG akan berada di level support 5.797 dan resistence 5.879. "Ketidakpastian global memicu kepanikan pasar. Tren mayoritas untuk perdagangan besok akan ditutup negatif," ujarnya.

Pada hari ini, ada tiga saham yang paling direkomendasikan oleh Suryo. Saham-saham tersebut antara lain PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Astra International Tbk (ASII), dan juga PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perdagangan Sebelumnya

Sebelumnya, IHSG berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Senin 10 September 2018. IHSG melemah 20,34 poin atau 0,35 persen ke posisi 5.831,11. Indeks saham LQ45 juga melemah 0,53 persen ke posisi 921,788. Seluruh indeks saham acuan sebagian besar memerah.

Sebanyak 164 saham menguat. Sementara 214 saham melemah dan tak mampu mengangkat IHSG . Adapun 117 saham diam di tempat. Adapun hari ini, IHSG berada di posisi tertinggi 5.840,86 dan terendah 5.776,01.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 288.841 kali dengan volume perdagangan saham 11,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6 triliun.

Investor asing jual saham Rp 128,34 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.850.

Sebagian besar sektor saham memerah kecuali sektor saham perkebunan yang naik 0,51 persen dan saham pertambangan sebesar 0,03 persen.

Sementara sektor saham keuangan melemah 0,66 persen dan mencatatkan pelemahan terbesar. Disusul sektor saham barang infrastruktur melemah 0,51 persen dan sektor saham industri dasar 0,48 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.