Sukses

Seluruh Sektor Menghijau, IHSG Ditutup Naik ke 5.776,09

Sektor saham industri dasar naik 2,46 persen, dan catatkan penguatan terbesar.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu keluar dari zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Seluruh sektor mampu parkir di zona hijau.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis (6/9/2018), IHSG menguat 92,59 poin atau 1,63 persen ke posisi 5.776,09. Indeks saham LQ45 juga naik 2,15 persen ke posisi 909,68. Selurun indeks saham acuan kompak parkir di zona hijau.

Sebanyak 249 saham menguat sehingga mendorong IHSG. Selain itu 130 saham melemah dan 106 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.786,66 dan terendah 5.660,86.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 422.617 kali dengan volume perdagangan saham 8,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,5 triliun. Investor asing jual saham Rp 758 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.881.

10 sektor saham kompak menghijau. Sektor saham industri dasar naik 2,46 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan yang melonjak 2 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 1,92 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham saham JSPT menguat 24,88 persen ke posisi 1.255 per saham, saham TRIO melonjak 24 persen ke posisi 248 per saham, dan saham VINS menanjak 22,83 persen ke posisi 113 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PNSE melemah 24,26 persen ke posisi 765 per saham, saham SHID merosot 17,14 persen ke posisi 2.320 per saham, dan saham TIRT turun 14,86 persen ke posisi 62 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata Analis

Analis PT Kresna Sekuritas, William Mahmudi menuturkan, penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah membuat sentimen ke saham jadi lesu. Tekanan IHSG tersebut, menurut William juga biasa terjadi pada Agustus dan September.

"IHSG kecenderungan puncak tekanan jual itu pas pada Agustus dan September," ujar William saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Kamis (6/9/2018).

Ia menambahkan, IHSG berpotensi menguat secara teknikal. Namun, kalaupun melemah, IHSG turun terbatas. “Ada potensi technical rebound. IHSG sudah dekat level support 5.550,” ujar dia.

VP Sales and Distribution PT Ashmore Assets Management Indonesia, Angganata Sebastian koreksi IHSG hanya sementara. Hal itu didorong belum ada faktor fundamental yang menekan IHSG. “Fundamental belum banyak berubah. Concern hanya mengenai defisit,” ujar Angganata.

Seperti diketahui, Indonesia alami defisit transaksi berjalan capai tiga persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir kuartal II 2018.

Dengan IHSG koreksi tajam, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), rata-rata price earning ratio (PER) 12,7 kali dan weighted average PER sekitar 18,2 kali pada Rabu 5 September 2018.

Angganata menuturkan, level IHSG mendorong saham-saham di BEI sudah murah. Namun, pasar saham masih cenderung volatile. Oleh karena itu, investasi di pasar saham menarik. Namun, ia mengingatkan untuk masuk ke pasar saham secara bertahap.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.