Sukses

Sosok Rindi Sufriyanto, Anak TKI yang Raih Emas di Asian Games 2018

Rindi mengatakan, sejak kecil dirinya telah ditinggal kedua orang tuanya yang bekerja di negara lain.

Liputan6.com, Jakarta Menjadi anak dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan ditinggal orang tua sejak kecil tidak membuat Rindi Sufriyanto kecil hati. Hal ini dibuktikan dengan raihan emas pada Asian Games 2018 untuk cabang olahraga Panjat Tebing.

Rindi mengatakan, sejak kecil dirinya telah ditinggal kedua orang tuanya yang bekerja di negara lain. Sang ayah Agus Hari Supomo merupakan TKI di Malaysia yang bekerja selama 7 tahun, sedangkan sang ibu Djuartin juga menjadi TKI di Negeri Jiran selama 14 tahun.

"Orang tua sejak 2001 mulai bekerja. Jadi usia 4 tahun dan sejak SD ditinggal (kedua orang tua). Saya tinggal sama nenek, kemudian saat nenek tidak ada, saya sama kakak," ujar dia Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Senin (3/9/2018).

Pria kelahiran Jember 15 Mei 1991 ini mengungkapkan, meski ‎ditinggalkan oleh orang tua untuk bekerja, namun dia tetap mendapatkan dukungan untuk tetap sekolah. Kemudian pada 2007, Rindi mulai mengenal panjat tebing dan fokus menggeluti olahraga ini pada 2010.

"Kasih sayang dari orang tua secara langsung memang kurang, dari panjat tebing saya ingin buktikan. Sekolah tetap didukung. Saya mulai panjat sejak SMK, di situ menggelutinya dan naik gunung juga. Panjat tebing mungkin karena bakat," kata dia.

Terkait dengan bonus dari pemerintah yang didapatkan berkat raihan medali emas, Rindi mengaku belum memiliki rencana khusus untuk memanfaatkan bonus tersebut. Namun dirinya mengaku ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

‎"Pendidikan terakhir saya SMK. Saya mau lanjut kuliah di bidang olahraga," ungkap dia.

Sementara itu, Djuartin, ibunda dari Rindi mengaku senang dan terharu atas prestasi yang berhasil dicetak oleh sang anak.

Dia berharap ke depan Rindi bisa mencetak lebih banyak prestasi dan mengharumkan nama Indonesia di banyak ajang bergengsi.

"Saya tentunya bangga dan terharu. Berharap yang terbaik buat Rindi," tandas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Atlet Anak TKI yang Raih Emas Asian Games Dapat Bonus Tambahan

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) bersama BNI, BRI dan BPJS Ketenagakerjaan memberikan apresiasi kepada tiga atlet Indonesia yang meraih medali emas di Asian Games 2018.

Ketiga atlet Asian Games tersebut yaitu atlet panjang dinding Rindi Sufriyanto, atlet pencak silat Aji Bangkit Pamungkas dan atlet panjat tebing Aries Susanti Rahayu.

Pemilihan ketiga atlet ini bukan tanpa alasan. Sebab, ketiganya merupakan anak dari mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) dan pekerja migran Indonesia (PMI). 

Ketiganya mendapatkan bonus dari BNI dan BRI masing-masing sebesar Rp 25 juta serta jaminan sosial berupa Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Kematian selama 48 bulan.

Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri mengungkapkan, para TKI yang bekerja di luar negeri memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain mampu menghasilkan devisa, para pekerja ini buktinya mampu mendidik anak-anaknya menjadi atlet berprestasi.

"Tentu kita tidak boleh luput untuk memberikan perhatian pada anak-anak pekerja migran‎. Dengan kerja keras orang tua bisa menghasilkan anak-anak yang luar biasa dan patut berikan apresiasi. Jadi jangan anggap remeh pekerja migran. Itu pekerjaan halal, juga berkontribusi besar kepada negara karena menyumbang devisa yang besar," ujar dia di Kantor Kemnaker, Jakarta, Senin (3/9/2018).

Hanif berharap, para anak TKI tidak hanya mampu berprestasi di bidang olahraga, tetapi juga di bidang-bidang lain, bahkan hingga menjadi presiden.

"Keluarga yang terus bekerja keras ini pekerja yang hebat. Saya ingin masa depan anak TKI tidak melahirkan TKI, tapi melahirkan atlet panjat tebing peraih emas, melahirkan menteri, gubernur bahkan suatu saat nanti nanti melahirkan seorang presiden. Semua orang boleh punya harapan, kita harus selalu punya harapan," ujar dia.

 

Tonton Video Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.