Sukses

PNM Ganti 161 Cabang Mekaar Jadi Usaha Syariah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) berkomitmen menggarap potensi usaha mikro syariah di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) berkomitmen menggarap potensi usaha mikro syariah di Indonesia.

Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Arief Mulyadi mengatakan, upaya itu dijalankan dengan mengubah 161 kantor cabang PNM Mekaar di empat provinsi dan satu pulau menjadi lini usaha syariah.

"Kita sudah labelkan syariah 161 cabang kita mau ganti. Ada di empat provinsi, Aceh, Sumba, Riau, dan NTB. Juga di Pulau Madura," ujar dia di Hotel Sofyan, Jakarta, Kamis (30/8/2018).

Saat ini, tercatat sudah ada 321.000 nasabah yang memperoleh akses modal dari lini usaha PNM Mekaar Syariah tersebut. Pihaknya menargetkan hingga akhir tahun ini jumlah nasabah mencapai 700 ribu orang.

"Ada 321 ribu nasabah.  tapi ini akan terus tumbuh. Akhir tahun 700 ribu nasabah kendaraan syariah," kata dia.

Untuk diketahui, PNM Mekaar adalah lembaga permodalan yang dikhitan bagi ibu-ibu dari keluarga prasejahtera atau keluarga dengan rata-rata konsumsi tidak lebih dari Rp 800 ribu per kapita per bulan. 

"Bisa ibu-ibu yang sudah berusaha, atau yang belum berusaha," kata dia.

Secara total, PNM Mekaar sudah beroperasi di 29 provinsi di Indonesia dengan total nasabah mencapai 3.313.000 ibu-ibu yang tersebar di 1.755 kantor cabangnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lewat Mekaar, PNM Jauhkan UKM dari Jeratan Rentenir

Sebelumnya, Kementerian BUMN melalui PT Permodalan Nasional (Persero) atau PNM sedang gencar mengajak tumbuhnya perekonomian mikro. Salah satu program andalan mereka adalah Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).

Mekaar menyasar para perempuan berdedikasi tinggi dari keluarga prasejahtera yang ingin berbisnis. Tujuannya agar para perempuan bisa menunjang perekonomian diri dan keluarga sembari dibimbing oleh pemerintah.

Pada pertemuan mingguan anggota Mekaar dari desa Pakemtegal dan Pakemgede, para ibu-ibu tampak serius menyimak laporan fiskal Mekaar daerah mereka. Namun, rasa kehangatan dan semangat camaraderie muncul kala mereka bertukar kabar mengenai bisnis.

Pertemuan pada Kamis, 9 Agustus 2018 diadakan di rumah Santi Maryuni (41), peserta Mekaar asal desa Pakemtegal, Yogyakarta, yang memiliki bisnis makanan.

"Makanan, katering yang kecil-kecilan. Awalnya dapat modal Rp 1 juta, sekarang modal Rp 2,5 juta," kata Santi. Ia bercerita, awalnya ikut menjadi anggota Mekaar karena diajak dan mereka ikut "sekolah" pembinaan bersama Mekaar.

"Saling mengajak satu sama lain. Ada perkumpulan dari PNM Mekaar. Caranya dijelasin, terus kita sekolah, diajarin janji, dan syaratnya," ucapnya.

Suci Kesmiati (43), ketua Mekaar dari desa Pakemgede, menyebut mendapatkan modal dari Mekaar tidaklah sulit. Asalkan, calon anggota memiliki perencanaan dan potensi bisnis yang baik. Namun, pemeriksaan pada latar belakang calon nasabah tidak sebatas dalam bisnis semata, tetapi turut dicari tahu juga apakah orang tersebut pernah bermasalah di perkumpulan permodalan lain. 

"Kalau (yang bermasalah) dimasukkin ke sini juga takutnya malah seperti itu. Kita ngambilnya yang rajin-rajin," jelas Suci yang memiliki bisnis gas. Ia pun berharap para wanita yang ikut Mekaar dapat konsekuen atas keanggotaan mereka.

Di cabang Mekaar yang diikuti Suci, angsuran pertama bisa senilai Rp 2 juta dan angsurannya Rp 50 ribu setiap minggu. Ia menjelaskan, kebanyakan ibu-ibu di daerah Pakemtegal membuka bisnis makanan dan sayuran dan Pakemgede lebih variatif, seperti bisnis pakaian.

Perempuan yang baru ingin membuka usaha tapi belum punya modal juga didorong meminjam ke Mekaar. Yang mengikuti program ini tidak harus bisnis yang sudah eksisting, melainkan tersedia bagi mereka yang sudah memiliki rencana.

"Modal pertama boleh. Adik saya kemarin baru mau buka usaha, lalu saya ajukan. Makanya kemarin dia mau usaha pakaian, lalu saya ajuin, langsung boleh" ucap Suci yang menambahkan bahwa para peserta baru akan wajib melalui pelatihan terlebih dahulu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.